Bagi Kaum Adam, saat bepergian menggunakan sepeda motor, maka ada satu perlengkapan yang wajib dibawa yaitu tas gendong, bagi mereka tas ini sangat berguna sekali, selain untuk memaruh buku dan alat tulis, juga bisa untuk menaruh laptop dan kamera digital.Â
Seorang jurnalis warga atau mainstream misalnya, dia akan membawa tas ini gendong setiap hari, walaupun berat tapi minimal barang bawaan terselamatkan dan tidak bikin lupa, karena kebiasan ada beban di pundaknya, saat tidak membawa apapun terasa kosong dalam pikirannya.
Termasuk teman-teman Komunitas Kompasianer Brebes seperti master Aziz Aminudin, Lukmanul Hakim, Nurdiansyah, Adi Assegaf, Herwanto, bahkan aku sendiri saat mau diskusi maka tas gendong pada bawa semua, karena di dalamnya ada senjata untuk membuat berita dengan cepat dan stok foto juga tersedia di file laptop yang dibawa.Â
Seorang guru yang mengajar di sekolah misalnya, diapun harus bawa tas gendong untuk memudahkan membawa buku bacaan dan Lembar Kerja termasuk membawa laptopnya untuk disambungkan dengan infokus. Bahkan para fasilitator kegiatan meeting misalnya, jika tidak membawa tas gendong dianggap aneh, mau jalan-jalan apa mau kerja.Â
Seorang mahasiswa Informatika atau mahasiswa teknik pun hampir mayoritas membawa tas gendong, untuk memudakan kerja dan belajar, karena di dalamnya sudah disiapkan segala pernak pernik bahan untuk menerima pelajaran bersama dosennya.Â
Seorang pecinta alam juga akan membawa tas PA saat mau mendaki, tas berada di pundaknya dibawa naik turun bukit, tak kenal lelah, tak kenal takut, asal target pendakian tercapai, dingin dan licin itu biasa dilaluinya, termasum saat di dalam hutan kemudian kehujanan itupun hal yang biasa.