Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khidmah Warga Brebes untuk NU

23 Februari 2020   11:13 Diperbarui: 23 Februari 2020   11:15 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khidmah Warga NU (Dokpri)

Kader Penggerak NU, saat ada informasi pengajian ataupun saat lembaganya mengundang untuk mengikuti acara hari ulang tahun (Harlah)  NU akan datang walaupun dalam kondisi cuaca mendung, gerimis, atau hujan lebat. Ini mereka hadir karena panggilan hati, dan berkhidmat kepada para masyayih NU dan ngurip-nguripi organisasi terbesar di negeri ini. 

Apa sih arti Khidmah 

Para pendahulu atau ulama terdahulu dan pejuang organisasi NU juga melakukan khidmah kepada ulama pendahulunya disaat beliau masih hidup dan menyebarkan ilmunya, baik itu mbah Mahfudz, mbah Dulloh, Mbah Sahal dan beberapa ulama yang lainnya, mereka berkhidmah kepada gurunya termasuk masyarakatnya, betapa tata kramanya dan hormat menghormati serta saling memulyakan para gurunya yang telah mengajarkan ilmunya, sehingga lewat ilmu yang diajarkan dan disebarkan kembali bisa menjadi penerang hidup bagi masyarakat. 

Semua warga NU datang dari berbagai pelosok kampung untuk menghadiri pengajian harlah NU, seperti halnya yang dilakukan oleh warga NU Brebes ketika ada acara Harlah NU, ribuan datang dengan membawa bekal sendiri baik tenaga maupun hartanya, mereka tidak menganggap sebagai beban bahkan ikhlas berjuang untuk ngurip-nguripi NU bukan malah hidup di organisasi NU. 

Mengutip makna khidmah di portal  nuonline dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Naml ayat 19, jikalau hendaknya sesorang dalam hidupnya harus berkhidmah Robbi auzi'nii an asykuro ni'matakalattii an'amta 'alayya wa 'alaa waalidayya wa an a'mala soolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii 'ibadikash soolihiin.

Ayat tersebut mengandung arti, "Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh." Kiai dan intelektual muda ini juga menjelaskan bahwa ulama-ulama terdahulu juga melakukan khidmah.

Khidmah kepada ulama, berarti memulyakan ilmunya para nabi, karena lewat ulama ini ilmu yang diberikan nabi terdahulu masih langgrng dan istiqomah menjadi pegangan dan pedoman bagi umat islam. 

Wajar saja jika para ulama khos di NU dalam penghormatan dari warganya sangat tinggi, warganya sangat tawadhu atau menghormati ilmunya dan melihat tingkah lakunya serta ucapannnya. 

Wajar jika tokoh panutan kemudian warganya menunggu fatwa atau ketika warga mengalami kebuntuan masalah maka solusinya datang ke kyai tersebut dan nanti mendapatkan solusi akan hukum agamanya, hukum yang ditetapkan oleh para kyai ini jelas merujuk pada alquran, hadits, ijma dan qiyas. 

Mereka belajar sejak jadi santri dari gurunya, dan sebagai brkti kepada gurunya yang telah wafat maka kirim doa atau tawasul kepada gurunya, terasa tenang dan tentram manakalah mengirim doa kepada para pengarang kitab, maupun guru-guru ngaji mereka, wajar saja jika ikatan antara murid dan guru tak pernah putus dan tersambung lahir batin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun