Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memasak di Rumah, Jurus Jitu Kurangi Plastik

10 Mei 2019   13:31 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc bacaanpopuler.com

Saat ibu-ibu belanja di pasar pagi, atau pasar desa, bahkan di pasar modern, maka yang dibawa barang belanjaan bertumpuk plastik, satu pedagang memberikan plastik kecil, kemudian dimasukan ke plastik besar, termasuk saat beli menu buka puasa atau saat ngabuburit misalnya, kolak pisang atau bubur kacang ijo pun ditaruh di plastik gelas atau plastik biasa. 

Kondisi seperti ini ternyata berlaku di sejumlah daerah, wajar saja berdasarkan riset ilmuwan mengenai terumbu karang asia pasific tahun 2011-2014, Indonesia adalah tempat pembuangan sampah plastik terbanyak, yaitu sebanyak 26 bagian per 10 meter persegi terumbu karang.

Bila hulunya banyak sampah, maka hilirnya akan menumpuk jutaan ton sampah yang mengendap di laut. Dampaknya logam berat dan nasib biota laut tercemar akan limbah plastik dan limbah pestisida atau limbah lainnya. Padahal ikan menjadi kebutuhan primer bagi manusia karena setiap hari dikonsumsi sebagai sumber protein hewani baginya.

Agar terkurangi sampah plastik maka tips yang jitu selama bulan puasa adalah, pertama, menaruh sisa makanan jangan di plastik tapi ditoples, atau di dalam kulkas. Kedua saat beli kolak atau beli makanan usahakan bawa tas kantong untuk menaruh produk yang dibeli, ketiga saat makan usahakan pakai kotak makan atau botol minuman, jangan bawa air mineral gelas, keempat bawa tas belanjaan sendjri saat belanja ke supermarket, kelima gunakan hindari gelas plastik, bawa botol isian ulang atau bahan dari gelas atau keramik, keenam perbanyak makan ditenpat resto, terutama saat ada kegiatan bukber di resto, jangan di bungkus. 

Ketujuh kurangi pemakaian Microbeads atau partikel kecil yang terbuat dari plastik, banyak ditemukan di produk kecantikan seperti scrub wajah, pasta gigi, dan sabun mandi.

Terlihat tidak berbahaya namun dengan ukurannya yang kecil memungkinkan untuk menyelip dan akhirnya menjadi makanan bagi hewan laut.

Resep memasak tips jitu

Selama bulan usahakan makan di rumah saja, belanja dipasar dengan bawa tas atau kantong sendiri untuk bawa barang bawaan, saat beli dipasar, bilang sama penjualnya dengan cara edukasi, bu ga usah pakai kantong plastik, langsung aja ditaruh ke sini, "emang kenapa sih mba?" Ujar pedagangnya. Dijawab untuk mengurangi sampah plastik, kita harus merubah perilaku buang sampah plastik di sungai atau di sembarangan tempat, karena plastik sulit terurai. 

Dukung pajak mahal jika pakai plastik sebagai sok terapi bagi pembeli yang menyimpan barang bawaan menggunakan plastik, termasuk packaging dengan bahan dari plastik. Kembalilah ke alam. Agar nasib lingkungan kita bisa aman dari limbah plastik. 

Sahabat, Agar alam bisa menguraikan atau menghancurkan sampah anorganik diperlukan waktu yang lama, coba lihat data di bawah ini: plastik diperlukan waktu 50 - 100 tahun untuk terurai. puntung rokok 10 tahun. kaleng soft drink (alumunium) 80 - 100 tahun. Bayangkan betapa seriusnya kalau plastik menjadi alat utama dalam setiap produk yang kita pakai sehari-hari, berapa juta ton tiap hari terkumpul dan sampai kapan akan terurai. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun