Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Cemas dan Takut Menghantui Warga karena Keseringan Banjir

20 Februari 2018   16:43 Diperbarui: 21 Februari 2018   11:50 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi Banjir di Terlangu Brebes/Doc Imam Suripto

Rasa was-was, penuh kecemasan, dan takut ketika di kompleks rumahnya mengalami banjir berulang kali, banjir bukan karena cuaca hujan yang tinggi, tapi karena rumahnya berada di bawah tanggul kali, sedangkan tanggul dengan rumahnya lebih tinggi tanggulnya tak jarang menyelimuti beberapa warga, terutamayang tinggal dekat dengan tanggul. Seperti contoh warga yang hidup di bawah tanggul Sungai Pemali atau Sungai Cisanggarung yang berada di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. 

Warga dari 4 desa, yakni Kedungtukang, Terlangu, Lengkong, dan Pulosari selalu was-was ketika kedatangan banjir susulan, walaupun di daerahnya intensitas hujannya tidak tinggi, namun karena di hulu Brebes sudah cukup parah, kapasitas air yang semakin hari semakin naik, intensitas hujan di wilayah selatan juga tinggi, maka khawatir jebol tanggul hanya bisa pasrah dan penuh kecemasan. 

Dalam 2 bulan ini aja, sudah dua kali sawah, pekarangan, dan rumahnya terendam air, padahal hanya rembesan air Sungai Pemali. Jika tanggul Sungai Pemali, dapat dibayangkan berapa kerugian yang harus kami tanggung, rumah sudah dibersihkan beberapa hari yang lalu, dan kami masih harus menunggu sampai sungai surut dan dianggap aman untuk kembali ke rumah.

Rumah warga yang keseringan banjir/doc dimas wahyu
Rumah warga yang keseringan banjir/doc dimas wahyu
Mengungsi sudah hal biasa kami lakukan, rumah kami kunci dan tinggalkan begitu saja, mau minta tolong kepada siapa, semua beban ditanggung sendiri. Bantuan yang ada hanya sifatnya stimulan saja. Rumah kami sering kebanjiran, belum lagi lahan sawah yang baru ditanam padi, harus terendam beberapa hari, siapa yang merugi. Ini benar-benar cobaan yang harus kami tanggung. 

Hari ini, luapan air sudah masuk 120 cm di halaman rumah, perabotan yang sudah ditaruh di bawah, harus ekstra kerja keras dinaikkan atau ditaruh kembali agar semua barang-barang yang mudah rusak jangan sampai rusak parah, penyelamatan aset benar-benar ekstra luar biasa, cuaca sekarang pun sudah mendung, kalau ditambah dari Brebes selatan hujan, maka akan bertambah air masuk ke wilayah kami. 

Masa reuni banjir harus menghantui warga kami secara terus menerus, sampai kapan tindakan pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk memperbaiki kerusakan yang ada ini, warga sudah rugi ratusan juta akibat banjir ini, bahkan bisa milyaran jika dihitung dalam rupiah secara akumulatif.

Siapa yang mau kalau daerahnya selalu mendapatkan cobaan banjir ini, mestinya pengalaman yang sudah ada dan telah terjadi harusnya dijadikan bahan koreksi atas kebijakan tahun berikutnya, namun kenyataannya bencana banjir menimpa lagi, respon dari provinsi pun tidak holistik. 

Pemerintah Brebes mengalokasikan 5 milyar untuk korban banjir, itu tidaklah cukup, pasalnya sudah banyak jembatan yang ambrol, longsor ada di mana-mana hampir daerah hulu dan hilirpun terjadi. Kerusakan jalan Nasional, Provinsi dan Pusat akibat hujan yang begitu cukup banyak, lubang jalan pun membahayakan pengguna jalan, banyak yang jadi korban akibat kerusakan jalan ini, baik pada orangnya maupun pada kendaraannya. Bahkan nyawapun melayang akibat kerusakan jalan raya yang terjadi di jalur pantura, belum lagi jika kerusakan jalan kemudian penerangan jalan sangat minim, akan membahayakan sekali pengguna jalan. 

Jalan Provinsi Banjarharjo-Salem (dok. pribadi)
Jalan Provinsi Banjarharjo-Salem (dok. pribadi)
Jelas angka kemiskinan akan bertambah lagi, sejalan dengan bencana longsor, bencana banjir ataupun bencana hama penyakit yang menyerang lahan pertanian, mereka sudah tidak berdaya, ingin berdaya dengan menanam lagi, ternyata beberapa hari kemudian, daerahnya banjir lagi, sampai kapan nasib petani harus seperti ini. 

Do'a kami semoga awal bulan Maret sudah tidak banyak intensitas air hujan dan segera kerusakan jalan yang parah di jalur pantura dan beberapa daerah di Kabupaten Brebes hingga sampai rembang ini diperbaiki oleh pihak binamarga sebagai penanggungjawab atas perbaikan jalan nasional, termasuk bagi PU Kabupaten untuk memperbaiki jalan Kabupaten yang rusak, dan juga PU Provinsi untuk memperbaiki ruas jalan yang sekarang dari jalur banjarharjo ke salem hingga bantarkawung yang kemarin mengalami kerusakan yang cukup parah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun