Mohon tunggu...
Pena Kusuma
Pena Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya adalah content writer yang berfokus pada penulisan seputar Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM), serta update terkini mengenai dunia militer dan geopolitik. Mohon doanya juga, insyaallah saya bisa lolos sekali tes dalam seleksi PAPK TNI tahun 2027.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mayor Ukraina Bocorkan Data F-16 ke Rusia: Spionase, Hukum Perang, dan Ancaman S-400

31 Juli 2025   20:13 Diperbarui: 31 Juli 2025   20:13 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: F-16 /@Newsweek)

Pada 30--31 Juli 2025, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menangkap seorang mayor yang juga instruktur penerbangan di brigade udara Ukraina karena diduga menjadi mata-mata Rusia; ia dituduh membocorkan lokasi dan jadwal penerbangan jet tempur F-16 AS dan Mirage 2000 Prancis milik Ukraina serta memberikan informasi taktis yang memungkinkan Rusia merencanakan serangan rudal dan drone ke pangkalan udara Ukraina.

Dalam pertahanan udara Ukraina, F-16AM/BM Block 20 MLU memiliki radar AN/APG-66(V)2 dengan jangkauan 150 km dan sistem Link-16 untuk berbagi data, tetapi keduanya rentan terhadap jamming frekuensi 960--1.215 MHz; jet ini terbang dengan kecepatan Mach 1.2 di ketinggian rendah sehingga perlu menggunakan medan untuk menghindari radar S-400 Rusia. Mirage 2000-5F dilengkapi radar RDY dengan kemampuan melacak delapan target sekaligus dan sistem peperangan elektronik SPECTRA, namun tetap bisa dilemahkan oleh jamming directional 8--12 GHz milik Su-35S Rusia. Rusia memanfaatkan data mata-mata untuk mengarahkan rudal Iskander-M dengan akurasi di bawah lima meter melalui panduan GLONASS dan optik termal, serta memakai drone Lancet-3 untuk menilai hasil serangan dalam waktu sekitar 12 menit dari jarak 40 km. Informasi F-16 disusupkan lewat file NOTAM palsu di server militer Ukraina atau melalui steganografi dengan menyembunyikan koordinat di metadata foto latihan, lalu diunggah ke cloud terenkripsi yang sudah diketahui Rusia.

Kerentanan strategis F-16 terhadap sistem pertahanan udara S-400 dapat dihitung dengan rumus Probability of Kill (Pk), di mana faktor utamanya adalah jumlah rudal yang ditembakkan, luas penampang radar pesawat, peluang rudal mengenai target, dan area dispersi pesawat; dengan RCS F-16 sekitar 1,2 m, peluang rudal S-400 mengenai target pada jarak 150 km sebesar 0,85, serta dua hingga empat rudal ditembakkan, nilai Pk bisa mencapai 0,91 jika Rusia memiliki data lokasi presisi, tetapi turun drastis menjadi sekitar 0,34 tanpa intelijen akurat. Dalam penilaian risiko, intelijen musuh membuat waktu deteksi F-16 oleh S-400 berkurang dari 300 detik menjadi 90 detik, yang pada gilirannya menurunkan peluang pesawat bertahan dari 67% menjadi hanya 12%, menunjukkan betapa krusialnya perlindungan informasi penerbangan.

(Sumber: S-400 /@livefist)
(Sumber: S-400 /@livefist)

Dalam hukum Ukraina, pengkhianatan tingkat tinggi saat keadaan darurat militer bisa dihukum penjara seumur hidup atau mati berdasarkan Pasal 111 KUHP, sedangkan spionase untuk negara agresor menurut Pasal 114 minimal dihukum 15 tahun penjara. Secara internasional, Konvensi Den Haag IV 1907 melarang pengkhianatan terhadap seragam militer, dan menurut Konvensi Jenewa III 1949, jika mata-mata terbukti bukan kombatan resmi, ia tidak mendapatkan perlindungan sebagai tawanan perang. Di Indonesia, Pasal 47 UU No. 31/1997 menetapkan spionase militer dapat dihukum mati atau penjara 20 tahun, sementara UU ITE No. 19/2016 memberikan ancaman penjara hingga 12 tahun dan denda besar bagi penyebaran data militer secara digital, menunjukkan bahwa spionase dianggap ancaman serius baik di tingkat nasional maupun internasional.

Evaluasi keamanan menunjukkan ancaman utama berasal dari orang dalam karena akses perwira ke sistem perencanaan operasi Ukraina tidak diawasi secara real-time, sementara hangar F-16 juga rentan karena tidak memiliki pelindung frekuensi radio untuk mencegah penyadapan drone. Untuk mengatasinya, direkomendasikan penerapan arsitektur zero-trust dengan autentikasi berlapis menggunakan biometrik dan token FIDO2 pada data sensitif, serta penggunaan deteksi anomali berbasis AI seperti Isolation Forest untuk mengenali aktivitas mencurigakan pada database lokasi pesawat, sehingga kebocoran informasi bisa dicegah lebih cepat.

Kasus spionase ini membuat Pentagon menunda pengiriman F-16 Block 70/72 baru sampai Ukraina menyelesaikan audit keamanan internalnya, sementara Rusia memanfaatkannya sebagai propaganda dengan menonjolkan isu "korupsi Kyiv" untuk melemahkan dukungan publik Barat terhadap Ukraina. Informasi ini didukung oleh laporan SINDOnews dan VOI.id pada Juli 2025 serta analisis Warunayama.org tentang dinamika konflik Rusia-Ukraina.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun