BAGIAN 7
"Urat Malu Terjepit di Antara Asap dan Kompetensi"
Oleh: Penadebu
(H23)
Pagi itu, udara di sekitar desa kecil tempat tinggal Pak Rito terasa kental dengan asap tebal yang berasal dari pabrik sawit terdekat. Suara mesin berat dan bau tak sedap menyeruak ke dalam setiap sudut. Namun, Pak Rito tidak memedulikannya. Hari ini, ia harus mengunjungi rumah Naila, seorang perempuan muda yang baru saja menjadi guru kompeten dengan banyak kemampuan. Pagi itu, Pak Rito memasuki ruang tamu rumah Naila.
Naila muncul dari belakang dengan senyuman cerah di wajahnya. Pak Rito takjub melihat perubahan yang begitu mencolok pada sosok yang dahulu hanya seorang gadis polos. Rambut Naila yang kusam dan terurai kini dikumpulkan rapi dalam kepang yang indah. Mata Naila yang dahulunya penuh ketakutan dan ragu kini berbinar penuh keyakinan. Keanggunannya semakin punya power.
Pak Rito: "Naila, betapa hebatnya perubahan yang kau tunjukkan sejak menjadi seorang guru muda yang berkompeten! Kamu benar-benar menginspirasi."
Naila (tersipu): "Terima kasih, Pak Rito. Saya tidak akan pernah mencapai ini tanpa bimbingan dan dukungan Abang. Prosesnya memang berat, tetapi saya berusaha untuk terus belajar dan tumbuh sebagai seorang pendidik."
Pak Rito: "Kamu benar-benar menakjubkan, Naila. Bagaimana kamu bisa mengatasi tantangan dan kendala yang ada?"
Naila (sambil tersenyum): "Saya belajar untuk tidak membiarkan hambatan menghalangi kemajuan saya. Meskipun udara di sekitar kita terasa berat dengan asap pabrik sawit, saya tetap fokus pada tujuan saya sebagai seorang guru. Saya berusaha untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada murid-murid saya, meskipun sumber daya terbatas."
Pak Rito: "Itu benar-benar luar biasa, Naila. Tetapi, ingatlah bahwa dalam perjalananmu ini, kamu mungkin akan dihadapkan pada godaan-godaan yang mengancam integritasmu. Bagaimana kamu menghadapinya?"
Naila (serius): "Saya menyadari bahwa ketika kebutuhan dan kemauan bertentangan, saya harus mampu membedakannya. Kekuatan dan integritas saya sebagai seorang guru tidak boleh terkompromikan. Saya menolak godaan-godaan yang bisa membahayakan murid-murid saya dan masa depan mereka."
Pak Rito: "Itulah yang membuatmu begitu istimewa, Naila. Dalam dunia yang dipenuhi dengan KKN, kita butuh orang-orang seperti kamu yang menjunjung tinggi kejujuran dan moralitas. Teruslah berjuang, dan semoga kesuksesanmu tidak hanya menginspirasi generasi muda, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya menghindari KKN."