Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hantu Komunis

29 September 2017   20:35 Diperbarui: 29 September 2017   20:57 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini memang betul soal hantu he he he . . .

Hantu 'September', tiap bulan September keluar hantunya di Indonesia. Ini baru saja keluar tahun ini, dan ada filmnya juga yang namanya G30S PKI yang juga mewakili hantu itu. Hantu para pembunuh yang sangat kejam atas manusia yang tidak bersalah. Hantu pembunuh grup jenderal Yani dan hantu pembunuh 3 juta penduduk yang diburu dan dibantai seperti tikus. Semua terkumpul dalam hantu September.

Sebenarnya hantu ini sudah keluar pertama kali tahun 1848 di Eropah. Bulannya Feberuari tahun 1848 (publikasi pertama Manifesto Partai Komunis). Jadi di Eropah bisa lebih tepat namanya 'hantu F' karena keluarnya bulan Feberuari. "A spectre is haunting Erope - the spectre of communism", begitulah dibukanya menifest 'hantu' itu pada bulan Feberuari tahun 1848 ditulis oleh Karl Marx.

Kalau melihat umurnya, hantu ini sudah tua, sudah 169 tahun umurnya. Di Eropah dan dunia umumnya, hantu ini sudah mati sejak runtuhnya blok Timur Soviet akhir abad lalu. Lain halnya di Indonesia hantunya masih hidup. Mayoritas rakyatnya masih percaya pada hantu, karena itu masih mantap dipakai jadi alat pecah-belah, alat divide and conquer oleh pemecah belah internasional, orang asing. Tetapi siapakah gerangan orang asing yang berkepentingan menghidupkan terus hantu ini?

Jawabannya hanya mungkin sukses dan tepat kalau meninjau persoalan sekarang ini dari segi Duit, duit, SDA, SDA . . . penguasa Greed and Power. Di AS disebut juga Neoliberal atau terakhir juga disebut Deep State. Hantu ini dipakai untuk memecah belah dan menguasai negeri berkembang demi akses ke SDAnya. Dan jika meneliti persoalannya juga harus dari sudut kontradiksi pokok dunia sekarang yaitu antara kepentingan nasional nation-nation dunia kontra kepentingan neolib internasional, (Brexit, Farage dan Trump mewakili nasionalisme Barat). Nasionalisme Barat ini sedang berkembang pesat-pesatnya sekarang ini. Partai-partai nasionalis barat sudah jadi nr 3 besarnya di banyak negeri barat, bahkan ada negeri yang sudah jadi partai nr 2 besarnya.

Kontradiksi pokok yang lama antara blok barat kontra blok timur sudah tidak ada, sudah digantikan oleh kontradiksi baru yang pada dasarnya ialah perjuangan untuk keadilan, terutama keadilan bagi rakyat-rakyat nation-nation dunia. Karena blok timur sosialis/komunis sudah berakhir pada akhir abad lalu, maka kekuatan nasionalis bangsa-bangsa dunia itulah yang tampil melawan ketidakadilan yang diteruskan oleh kekuatan neolib internasional, perampok SDA negeri berkembang sejak pertengahan abad lalu. Kekuatan neoliberal ini adalah kelanjutan dari kolonialisme, yang dalam perkembangannya diteruskan dengan imperialisme dengan sistem ekonomi neoliberalisme.

Perwakilan ketidakadilan sejak pertengahan abad lalu ialah neoliberal ini atau Deep state ini, dan punya 3 alat utama dalam perjuangannya yaitu, terorisme, narkoba dan korupsi. Ketiganya juga dipakai untuk memecah belah suatu nation. Ketiga alat ini sedang dipakai di Indonesia, walaupun kelihatannya kegiatan terrorisme sudah terlihat berkurang, di Indonesia maupun di bagian lain dunia. Mengenai terorisme ('gun-running') prof Ottawa University Chossudovsky bilang: "Terrorism is made in USA.

The Global War on Terrorism is a Fabrication, A Big Lie", kata prof Chossudovsky dari Canada itu. Ini dikatakan oleh Chossudovsky 2015, ketika Obama masih jadi presiden. 'Big Lie' inilah yang pertama mau ditutupi dan dirahasiakan oleh semua penguasa dan presiden USA sebelum Trump, dan sampai sekarang mau dirahasiakan, terutama menutupi terror-based industry (industri senjata milik neolib, deep state). Dengan terorisme, senjata laku untuk pelaku teror sendiri dan terutama bagi negara yang membiayai perang melawan terorisme, juga harus beli senjata.

Dalam soal narkoba bisa dilihat kutipan dibawah ini, seperti presiden deep state Obama yang berusaha melindungi rahasia drug dealing:

"One of the questions that the MSM (Main Stream Media- media deep sate neolib) never asked following Duterte's outburst is why would Obama would care about a foreign leader executing drug dealers inside of his own country while protecting his own people? The only answer that makes any sense is that Obama was protecting the sacred turf of the Deep State, namely, drug dealing. And any researcher looking into the Deep State knows that there is a single thread involving three industries, as Putin has identified that connects the "Deep States" of the so-called Western Democracies and they are gun-running, drug-running and child-sex-trafficking. Subsequently, Duterte's actions against the drug dealers were of concern to the shadow governments of the West." disini

Dalam kegiatan narkoba dunia bahkan agen CIA sudah terbukti sangat aktif didalamnya, lihat disini: disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun