Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bantuan Sosial Timbulkan Kecemburuan Sosial

15 Mei 2020   10:23 Diperbarui: 16 Mei 2020   17:57 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga mendapat bantuan dari Pemprov Jabar (Dok. Pemprov Jabar)

Di media sosial pun berseliweran video yang menggambarkan aksi penolakan bantuan sosial dari gubernur. Di Bandung ada warga penerima bantuan sosial justru mengembalikan paket sembako dan uang tunai. Alasannya, mereka tidak enak hati dengan warga lainnya yang tidak kebagian bantuan.

Daripada mereka menjadi sasaran kecemburuan, akhirnya bantuan tersebut dikembalikan kepada petugas Kantor Pos yang mengantarkannya. Beredar juga sebuah video yang menggambarkan sejumlah kepala desa, yang dengan tegas menolak bantuan gubernur, dengan alasan jumlahnya tidak sesuai dengan apa yang mereka ajukan.

Pemprov Jabar sendiri mengakui ada warga yang mengembalikan bantuan sosial terdampak covid-19. Namun itu tidak seberapa jumlahnya. Tercatat ada 900 kepala keluarga yang mengembalikan bantuan, sementara jumlah yang telah menerima mencapai 12.000 kepala keluarga.

Betul kalau melihat angka, jumlah 12.000 kepala keluarga yang menerima bantuan, termasuk cukup banyak. Tapi akan tidak wajar jika melihat kenyataan di lapangan, saat satu Rukun Warga (RW) mengajukan 50 kepala keluarga untuk mendapat dana bansos, cuma satu kepala keluarga saja yang direalisasikan.

Mak Euis, salah seorang warga yang kecewa belum menerima bansos. (foto: dok. pribadi)
Mak Euis, salah seorang warga yang kecewa belum menerima bansos. (foto: dok. pribadi)
Pastinya banyak keluarga yang kecewa karena merasa diabaikan. Padahal mereka sama-sama merasakan penderitaan akibat belum meredanya pandemi covid19. Bantuan lainnya yang digadang-gadang akan menyusul, belum jelas rimbanya.

Di kalangan masyarakat sendiri muncul gerakan swadaya untuk peduli sesama. Ada inisiatif dari sejumlah warga yang mampu melakukan urunan membantu keluarga yang kini dalam posisi ketidakberdayaan.


Namun gerakan itu pasti ada batasnya. Karena secara teoritis, warga yang mampu pun, ekonominya mulai goyah akibat pandemi covid19 berkepanjangan.

Jadi kapan bantuan dari pemerintah akan turun lagi? Bukankah pemerintah juga bertanggung jawab atas kehidupan warganya? (Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun