Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nyasar Dua Kali Sebelum Ketemu Situ Wanayasa

19 April 2020   04:08 Diperbarui: 19 April 2020   04:20 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situ Wanayasa. (foto: dok. Dicky Harisman)

Tidak nyasar tidak asyik. Tidak nyasar tidak ada pengalaman seru. Begitu juga perjalanan kami, dari Bandung menuju objek wisata Situ Wanayasa Purwakarta via Cikalong. Tercatat dua kali kami salah jalan, dan jadi kenangan yang selalu diiringi tawa terbahak-bahak.

Perjalanan dari pusat Kota Bandung ke Situ Wanayasa Purwakarta sengaja tidak ambil jalur Ledeng-Lembang-Subang-Purwakarta. Jalur itu kami niatkan untuk perjalanan pulang. Sementara perjalanan awal direncanakan Bandung-Cimahi-Padalarang-Cikalong. Ada duapuluh motor ambil bagian. Bahkan ada rekan kami yang membawa serta istrinya.

Dari Kota Bandung hingga Cimahi rombongan kami tidak mengalami kendala berarti. Perjalanan relatif lancar, walau sesekali tersendat di perbatasan Bandung-Cimahi. Lepas dari Kota Cimahi kami mencapai Padalarang dan untuk mematangkan rencana sempat beristirahat di pintu masuk Kota Baru Parahyangan. Tidak ketinggalan kami foto-foto dulu.

Keluar dari Kota Baru Parahyangan, kami kembali masuk ke jalur Jalan Raya Bandung-Cianjur lantas belok kanan ke arah Cikalong. Akses jalan Padalarang-Cikalong relatif bagus, baik yang bermateri aspal hotmix maupn cor beton semuanya mulus. Jalur tersebut belum ramai lalu lintas.

Istirahat sejenak di Kota Baru Parahyangan. (foto: dok. Yanto Revo)
Istirahat sejenak di Kota Baru Parahyangan. (foto: dok. Yanto Revo)

Saking enaknya menikmati perjalanan yang lancar, walau sempat berkelak-kelok dan agak menanjak, kami tidak menyadari diri dan lupa membaca rambu jalan. Kami asyik saja lurus, padahal ada rambu penunjuk jalan kalau ke Situ Wanayasa harus belok kanan, sementara rute yang kami ambil menuju pusat Kota Purwakarta. Beruntung ada rekan kami yang menyadari dan mengingatkan agar putar balik, itu juga sudah lumayan ratusan meter.

Ada firasat perjalanan bakal kacau, gara-gara tadi salah jalan. Betul juga untuk kedua kalinya kami salah jalan. Dicky Harisman yang memimpin perjalan di depan, tiba-tiba memberi aba-aba belok kanan dan menanjak. Rekan-rekan yang di belakangnya nurut saja.

Namun ada yang aneh, jalan yang dilewati tambah sepi dan menyempit. Bukannya Situ Wanayasa yang ditemukan, kami malah dihadapkan jalan buntu. Di situlah gelak tawa meledak. Sudah capek melahap perjalanan yang menanjak, ternyata kembali salah jalan.

Kami akhirnya turun kembali dan mengambil jalan utama. Dari dua pengalaman nyasar tadi, akhirnya kami lebih waspada mengamati penunjuk jalan. Akhirnya tuntas sudah perjalanan panjang kami setelah menemukan hamparan air yang begitu luas, itulah Situ (Danau) Wanayasa. Lokasi Situ Wanayasa memang berdampingan dengan Jalan Raya Wanayasa-Kota Purwakarta.

Bergaya di tepi Situ Wanayasa. (foto: dok. Didih Hudaya)
Bergaya di tepi Situ Wanayasa. (foto: dok. Didih Hudaya)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun