Cuma ibu-ibu komunitas senam saja yang tidak terlalu kaget kalau Taman Kersen akhirnya ditutup. Beberapa minggu sebelumnya, aktivitas senam ibu-ibu memang diliburkan. Jadi mereka tidak terlalu kaget kalau pada gilirannya, Taman Kersen yang biasa dijadikan lokasi senam akhirnya ditutup.
"Memang sudah tahu, ada larangan untuk kumpul-kumpul. Makanya kegiatan senam juga sudah berapa minggu diliburkan. Cuma sedikit rada kaget kalau Taman Kersen juga ikut dikunci. Bisanya di situ tempat bermain, dari anak-anak sampai kakek nenek," kata Ibu Kartini Herawati.
Sebagian warga yang biasa berolah raga Minggu pagi di Taman Kersen, akhirnya memilih jogging ke jalur-jalur perumahan yang belum ditutup dan di lingkup kompleks. Itu juga jumlahnya masih bisa dihitung jari.
Pengurusan administrasi kependudukan di tingkat RW pun agak tersendat. Tidak ada pengurus RW yang stand by di Kantor RW. Kantor terkunci rapat tidak menampakan aktivitas.
Demikian juga di malam hari, biasanya di Kantor RW selalu ramai oleh pengurus dan kehadiran warga. Namun, sudah beberapa malam tidak terlihat keramaian di tempat itu. Pengurus RW dan warga sudah sepakat, tidak melakukan kegiatan yang mengundang banyak orang.
Efek penyebaran virus corona begitu cepat mengubah apa yang sudah biasa terjadi sehari-hari. Sendi kehidupan berubah total. Sebelum Taman Kersen yang menjadi fasilitas umum ditutup, aktivitas masjid pun lebih dulu sepi. Warga diimbau untuk sementara shalat wajib di rumah masing-masing. Demikian juga dengan agenda rutin pengajian, untuk sementara ditunda.
Oh virus corona, kehadiranmu benar-benar mengubah segalanya.(Anwar Effendi)***
