Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kuncen Bisa Mengarahkan Uap Kawah Sesuai Gerakan Tangannya

31 Maret 2020   09:14 Diperbarui: 31 Maret 2020   09:23 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung serasa mandi sauna di Kawah Hujan. | dokpri

Aktivitas komunitas motor saat ini sangat terbatas. Sulit untuk kumpul-kumpul dan bepergian. Padahal sebelum ada kebijakan social distancing dan lockdown, ada saja agenda jalan-jalan ke tempat wisata tiap akhir pekan.

Beruntung sebelum adanya anjuran diam di rumah saja, anggota komunitas motor yang sebagian besar tinggal di Bandung sempat mewujudkan piknik ke Kawah Kamojang Garut. Jalur jalan yang dipilih, tidak melewati jalan nasional, tapi menggunakan jalur alternatif.

Ada maksud dengan menggunakan jalur alternatif. Pertama jika menggunakan jalur nasional, Cileunyi-Rancaekek-Garut-Samarang-Kamojang, selain sudah bosan juga sering terjadi kemacetan. Sementara kalau menggunakan jalur alternatif relatif sepi dan pasti lancar.

Alasan kedua, dengan menggunakan jalur alternatif, tiap peserta piknik bisa menikmati pemandangan alam yang indah. Kami memutuskan menggunakan jalur Bandung-Gedebage-Sapan-Jalan Babakan-Jalan Oma Anggawisastra-Jalan Patrol-Jalan Paseh-Ibun dan berakhir di Kamojang. Dengan melewati jalur tersebut, banyak menemui hamparan sawah dan suasana alam pedesaan.

Area Kamojang cukup dingin, namun di Kawah Hujan terasa hangat. | dokpri
Area Kamojang cukup dingin, namun di Kawah Hujan terasa hangat. | dokpri
Medan jalan mulai dari Jalan Raya Sapan sampai Majalaya Kabupaten Bandung relatif mendatar. Perjalanan mulai menanjak saat memasuki wilayah Ibun, yang merupakan perbatasan Kab. Bandung-Kab. Garut. Mendekati area wisata Kamojang, bagi yang belum hafal medan, siap-siap memasukan gigi satu mengingat jalan menanjak curam.

Ada juga area yang untuk beristirahat, tapi tidak terlalu luas untuk memarkirkan kendaraan yang mesinnya sudah panas. Biasanya, pengendara motor dari arah Bandung, memilih istirahat dulu di lokasi itu. Tidak perlu buru-buru, karena Kawah Kamojang yang dituju sudah dekat.

Persiapkan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh. Cuaca di kawasan Kamojang Garut sangat dingin. Bagi yang alergi bau belerang, bisa menggunakan masker. Bau belerang sudah tercium menyengat, mendekati pintu masuk objek wisata Kawah Kamojang.

Pada pos penjagaan tiap pengunjung diminta membayar tiket masuk Rp 7.500,00. Jalan menuju ke lokasi utama, relatif kecil. Di beberapa titik ada yang tidak mulus. Sampai di lahan parkir, biasanya pengunjung disambut tetesan kabut. Menambah suasana dingin.

Percikan air dari uap Kawah Hujan dipercaya menyehatkan tubuh. | dokpri
Percikan air dari uap Kawah Hujan dipercaya menyehatkan tubuh. | dokpri
Di lahan parkir tersedia fasilitas, toilet, mushola, dan warung-warung. Jadi sebelum berkunjung melihat sejumlah kawah, ada baiknya wisatawan mengisi perut. Harga makanan dan minuman di sana relatif tidak mahal.

Untuk berkunjung ke sejumlah kawah, biasanya wisatawan diantar seorang pemandu (kuncen). Dia menjelaskan nama-nama kawah yang ada di Kamojang berikut asal-usul penamaannya.

Seperti ada yang disebut Kawah Lokomotif. Bisa disebut demikian, karena dari kawah tersebut sering menimbulkan suara seperti bunyi lokomotif kereta uap. Demikian juga dengan penamaan Kawah Manuk (Burung). Kalau kita dengar secara seksama maka sering terdengar bunyi kicauan burung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun