Hal yang sama dilakukan Herpi yang mengajak keluarganya untuk menikmati kuliner yang tersedia di kedai samping jembatan apung. Kedai-kedai itu berada di tengah jembatan. Jadi pengunjung harus melintas jembatan apung itu dulu, baru di tengah perjalanan bisa istirahat sambil memesan makanan/minuman.
"Seru juga melintasi jembatan ini. Beberapa kali goyang walau air di Waduk Saguling tidak bergelombang. Utamanya saat berpapasan dengan pengendara motor. Mungkin pengaruh berat motor yang bergerak, jembatan ini jadi bergoyang," tutur Herpi.
Cuma, pengunjung yang datang berombongan dan menggunakan mobil, mengeluhkan tidak ada tempat parkir yang leluasa. Kalau dari arah Batujajar, kendaraan harus melewati jalan perkampungan, sebelum akhirnya menyempit di ujung jembatan. Mobil memang agak susah parkir di sana dan hanya bisa dititipkan ke rumah-rumah warga setempat.
Sensasi melintas jembatan apung itu sebenarnya dimulai di ujung jembbatan. Pasalnya, dari titik penyeberangan, struktur jembatan agak menurun. Pejalan kaki yang tak terbiasa, bisa jadi keluar rasa khawatir. Selain harus menurun, jembatan juga selalu bergoyang.
Biasanya di ujung jembatan ada petugas yang mengatur. Ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Apalagi jika lalu lintas pengendara motor yang menyeberang jumlahnya banyak. Petugas sering mengingatkan agar pejalan kaki minggir dulu jika ada pengendara motor yang akan turun dan melintasi jembatan. Namun banyak juga pejalan kaki yang bandel, malah asyik selfie di atas jembatan dengan latar belakang Waduk Saguling.
Utuk melintasi jembatan ini, semua penyeberang dikenakan tarif. Bagi pengendara motor harus membayar Rp 5.000,00. Sedangkan pejalan kaki cukup membayar Rp 2.000. Pejalan kaki dan pengendara motor dipungut biaya pas tiba di tengah jembatan dan di sana ada pos penjagaan.
Selain bisa menikmati kuliner di tengah perjalanan saat melintas jembatan apung, pengunjung pun bisa melakukan aktivitas memancing. Justru anggota komunitas memancing saat ini banyak melakukan perburuan ikan di sekitar jembatan itu.
Sayang keindahan Waduk Saguling di sekitar lokasi jembatan apung mulai tertutup dengan banyak tumbuhan eceng gondok. Air permukaan Waduk Saguling jadi terlihat hijau dengan daun-daun eceng gondok. Tumbuhan tersebut tampaknya dibudidayakan warga setempat, karena sering terlihat aktivitas memanen.
Selain tumbuhan eceng gondok, banyak juga warga yang membuat kolam jaring apung (KJA). Biasnaya ikan yang dipelihara di KJA, langsung untuk memasok kedai-kedai yang ada di sekitar jembatan apung.