Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melacak Sejarah Kerajaan Islam Pasai

6 Desember 2009   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 4687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

SEJUMLAH literatur menyebutkan bahwa Islam pertama sekali masuk ke Nusantara melalui Aceh, yakni pada wilayah Pasai. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Kerajaan Pasai. Lantas, serupa apa keberadaan Kerajaan Pasai waktu itu sehingga menjadi gerbang Islam?
Samudera Pasai atau Samudera Pase terletak di Kecamatan Samudera Geudong. Wilayah ini merupakan tempat pertama kehadiran agama Islam di kawasan Asia Tenggara. Hanya saja, keberadaan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh yang acap kali mengalami pasang surut, membuat Kerajaan Pasai pun tinggal sejarah. Mundurnya gaung kerajaan islam di Aceh, menurut data sejarah, sejak kedatangan Portugis ke Malaka (1511) sehingga 10 tahun kemudian Samudera Pasai turut diduduki oleh penjajah Belanda.

Secara de facto, Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904, yaitu ketika Belanda dapat menguasai benteng pertahanan terakhir pejuang Aceh Kuta Glee di Batee Iliek, Samalanga. Dengan surat Keputusan Vander Geuvemement General Van Nederland Indie tanggal 7 September 1934, Pemerintah Hindia Belanda membagi Daerah Aceh atas 6 (enam) afdeeling (kabupaten) yang dipimpin seorang Asistent Resident, salah satunya adalah Affleefing Noord Kust Van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang meliputi Aceh Utara sekarang ditambah Kecamatan Bandardua yang kini telah termasuk Kabupaten Pidie (Monografi Aceh Utara tahun 1986, BPS dan Bappeda Aceh Utara).

Afdeeling Noord Kust Aceh dibagi dalam 3 (tiga) Onder Afdeeling (kewedanaan) yang dikepalai seorang countroleur (wedana), yaitu (1) Onder Afdeeling Bireuen; (2) Onder Afdeeling Lhokseumawe; (3) Onder Afdeeling Lhoksukon. Selain itu, juga terdapat beberapa Daerah Ulee Balang (Zelf Bestuur) yang dapat memerintah sendiri terhadap daerah dan rakyatnya, yaitu Wee Balang Keuretoe, Geurogok, Jeumpa, dan Peusangan, yang diketuai oleh Ampon Chik.

Mula Muncul

Catatan sejarah menyatakan kerajaan Samudera Pasai muncul pada abad 13 Masehi, yakni ketika Kerajaan Sriwijaya hancur. Kerajaan Pasai didirikan oleh Malikussaleh. Karena wilayah kerjaan itu penduduknya banyak, dinamakanlah dengan Pasai. Bekas kerajaan tersebut dapat dilihat di Gampông Beuringen, Kecamatan Samudera Geudong, Kabupaten Aceh Utara.
Wilayah Kekuasaan Kesultanan Pase (Pasai) pada masa kejayaannya sekitar abad ke 14 terletak di daerah yang diapit oleh dua sungai besar di pantai utara Aceh, yaitu sungai Peusangan dan sungai Pasai. Adapula orang yang berpendapat wilayah kerajaan tersebut lebih luas lagi ke selatan sampai ke muara sungai Jambo Aye. Singkatnya, Kerajaan Samudera Pasai adalah daerah aliran sungai yang hulunya berasal jauh ke pedalaman daratan tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.

Posisi kerjaan yang terletak pada aliran lembah sungai membuat tanah di sekitar subur. Padi yang ditanami penduduk Kerajaan Islam Pasai pada abad 14 dapat dipanen dua kali setahun. Pada perjalanan berikutnya, kerajaan ini semakin makmur penduduknya dengan dimasukkannya bibit tanaman lada dari Malabar. Selain hasil pertanian yang melimpah ruah di dataran rendah, di dataran tinggi (daerah pedalaman juga terdapat berbagai hasil hutan yang diangkut ke daerah pantai melalui sungai. Sistem perdagangan dengan bangsa-bangsa luar pun berjalan lancar.

Hancurnya Pasai

Hancur dan hilangnya peranan Kerajaan Pasai dalam jaringan antarbangsa ketika suatu pusat kekuasan baru muncul di ujung barat pulau Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan ini muncul pada abad 16 Masehi. Kerajaan Islam yang dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah kala itu menaklukkan Kerajaan Pasai sehingga wilayah Pasai dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Islam Darussalam. Kerajaan Islam Samudera Pasai akhirnya dipindahkan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).

Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan yang terjadi di luar Pasai, tetapi lebih dititikberatkan dalam kesatuan zona Selat Malaka. Walaupun Kerajan Islam Pasai berhasil ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah, peninggalan dari kerajaan kecil tersebut masih banyak dijumpai sampai saat ini di Aceh bagian utara.

Peninggalan Sejarah

Pada tahun 1913, 1915, J.J. De Vink bangsa Belanda telah mengadakan inventarisasi di bekas peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai. Pada 1937 telah dipugar beberapa makam di Samudera Pasai oleh Pemerintah Belanda kemudian pada tahun 1972,1973, dan 1976, peninggalan Kerajaan Samudera Pasai di Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara telah diinventarisasi oleh Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun