Mohon tunggu...
pejalan damai
pejalan damai Mohon Tunggu... -

damai untuk bumi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat yang Tepat "Menghabisi" JK

19 Mei 2016   01:34 Diperbarui: 19 Mei 2016   01:59 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat atas keputusan keluarnya Golkar dari KMP dan Mengusung Jokowi di 2019. Pak Setya Novanto memang oye deh. Sekarang jadi lebih predictable untuk mengarungi periode pertama pemerintahan JKW-JK. Bukannya bisnis akan lebih nyaman kalo variable-variabelnya bisa diprediksi. Semua happy, semua nyaman ala Golkar(bisnis)

Pakdhe Jokowi tidak perlu risau lagi bagaimana dan mau naik lewat kendaraan apa di kontestasi 2019. Yang bikin risau adalah desakan dari partai untuk berebut jadi wakil presiden. Ah, tapi itu nanti saja. Saat ini yang terpenting adalah memperkuat posisi agar nanti urusan wakil presiden akan lebih lancar dengan sendirinya, sesuai keinginan Pakdhe dan tercapainya nawacita.

Tahun kedua pemerintahan, kubu-kubuan dalam kabinet sudah mulai jelas gesekannya. Sependek pemahaman saya, masih banyak pemburu rente dalam kabinet kerja. Itu benalu yang menghisap APBN, bisnis seputaran eksekutif-legislatif dan lembaga Negara lainnya. Tidak sulit untuk menunjuk JK and the gangs seringkali vis a vis dengan Pakdhe Jokowi. Sekarang gerbong JK sudah mulai redup seiring SN sukses menjadi nomor satu di Golkar.

Sikap JK yang tidak jadi menutup acara munas cukup untuk mengamini bagaimana blio kecewa atau apalah istilahnya.  Maka ini adalah waktu yang tepat untuk menghabisi JK dan rente diseputarannya, terutama didalam kabinet. Dukungan Golkar-nya SN jelaslah ke Pakdhe Jokowi dan JK akan mulai kesepian dengan gerbong politik yang sudah kosong dan usia yang menua. Keusilan yang sudah menjadi sifatnya seperti merasa tidak cukup puas dengan posisi RI-2 akan berkurang. Apalagi sepak terjang gurita bisnis yang terus mengincar proyek strategis.

Selama ini, menteri Rizal Ramli berani secara terbuka menghadang JK. Mulai dari isu proyek listrik, blok Masela, Pelindo II dll. Tapi bagaimanapun JK adalah politisi ulung. Tidak mungkin akan diam dan menyerah begitu saja.Pakdhe Jokowi, berikan saja pilihan kepada JK; Pertama, tidak boleh nakal lagi dan tetap di jalur percepatan perwujudan nawacita. Lalu, akan dikenang sebagai wakil presiden yang baik setelah tahun 2019. Kedua, tidak ada. Jadi cuma itu, mau diambil atau tidak, terserah!

Maka perlu dipaksa untuk itu. Momentum reshuffle adalah waktu terbaik dalam waktu dekat. List orang-orang JK di kabinet kerja, lalu ganti dan berikan kepada yg kompeten baik dari professional maupun partai pendukung. Sebisa mungkin yang punya nyali ala Ibu Susi. Saatnya berlaku ala Machiavelli, karena mentok-mentoknya Pak JK mengundurkan diri dari jabatan Wapres. Itu pun gak ngefek samasekali. Rakyat akan biasa dan malah senang. Paling yang ribut adalah politisi, parpol, akademisi, pengamat. Lalu denyut pembangunan akan lebih terasa.


Kalo gak mundur, ya berarti mau gak mau pilihan pertama tadi dijalani, meski dengan seperempat hati atau bahkan kurang. Karena tipe JK ini kalo dikasih kesempatan sekecil apapun akan selalu bisa berkelit dan mengambil keuntungan. SBY sudah merasakannya. Lagi pula blio sudah sepuh, dan tidak akan dipilih Pakdhe Jokowi untuk jadi cawapres di Pilpres 2019. Pun partai-partai lain juga sudah mengincar posisi RI 2 ini. Maka ini saat yang tepat untuk menghabisi JK and the gangs.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun