• Dua Poin Penting Pada Novel Merindu Baginda Nabi Karya Kang Abik
Dari beberapa kali kita berjamaah dalam shalat, ada sesuatu yang bagiku istimewa, dari mengimami shalat hingga berdoa. Di sini para habaib saling tunjuk siapa yang mengimami shalat dan siapa-siapa yang memimpin doa. Dari yang aku tangkap, hal ini merupakan suatu penghormatan atau saling menghormati atara sesama dan agar semuanya mendapatkan pahala. Juga, kita tidak tahu di antara yang berdoa entah doa siapa yang Allah kabulkan. Oleh karenanya setiap berdoa saling bergantian yang memimpin. Masya Allah sekali memang ya orang-orang shalih.
Malamnya kita ta'lim bersama, menyenandungkan Maulid Burdah. Meski hujan dan berada di tengah hutan, masyaAllah, jamaah yang hadir ramai, gubuknya penuh dan padat. Dingin cuaca pegunungan ditambah angin pasca hujan, sama sekali tidak menyurutkan semangat.Â
Majelis usai sekira pukul sepuluh malam, dilanjutkan santapan jasmani bersama. Seperti kemarin, malam ini aku pun tetap terjaga. Meski rasa kantuk sisa semalam belum terbayarkan, lelah hari ini sama sekali tidak terasa. Sebenarnya badan sudah mendemo untuk merebah. Tapi, hati selalu menguatkan; sabar, jangan dulu, masa pengawal tumbang duluan. Dan, akhirnya rebahan bisa dirasakan pada tengah malam, setelah para Habaib dan Abah istirahat.Â
Setengah dua dini hari kita terbangun dari lelap. Usai qiyamullail, akhirnya kita pun berpisah. Rombongan para habaib diantarkan oleh pihak panitia, kita ikut mengantarkan sampai depan. Â Entahlah, tiba-tiba hatiku gundah, ada rasa sedih datang melanda bersamaan taat kala melepas para guru kami pulang menuju rumah. Air mata jatuh tak tertahan, namun senyum tetap harus terangkai. Â Saat mencium tangan beliau-beliau, dalam hati membatin, berdoa kepada Allah, agar guru-guru kita dijaga olehNya dan Ia pertemukan kita kembali. Kita berjumpa atasNya, karenaNya, dan olehNya. Kita berpisah untuk bersua kembali.
Terima kasih Ya Allah tiga puluh jam bersama Habibana. Bersua, bercengkrama, menemani Syuriyahnya kekasihMu, Habibana wa Nabiyana Muhammad saw., semoga beliau-beliau, guru kami menjadi saksi bagi kami di hadapan kakeknya kelak.