Mohon tunggu...
Pebrik Pebriandi
Pebrik Pebriandi Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Healing Bukan Hanya berlibur Tetapi Belajar dari Wisata dan Ekonomi Perbatasan

21 Maret 2025   12:56 Diperbarui: 21 Maret 2025   12:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Waterfront Kuching. (Sumber: Koleksi Pribadi)

Hai semua! Kali ini, kita akan ikuti cerita seru Nadya Salsabila, seorang mahasiswi asal Pontianak, yang baru saja pulang dari liburan ke Sarawak, Malaysia. Nadya, 20 tahun, berangkat bersama keluarganya sebanyak 5 orang menggunakan mobil travel via PLBN Entikong. Liburan ini bukan sekadar jalan-jalan biasa, lho. Dari sini, kita bisa belajar banyak tentang dinamika ekonomi di perbatasan Kalimantan Barat dan dampak wisata terhadap kedua wilayah. Yuk, simak kisahnya!

Kenapa Sarawak Jadi Pilihan?

Nadya dan keluarga memilih Sarawak karena tertarik dengan keindahan alam, budaya yang kaya, dan pengalaman kuliner yang unik. "Lingkungannya nyaman buat bersantai, apalagi objek wisatanya mudah diakses. Cocok buat refreshing dari rutinitas kuliah," ujar Nadya. Selain itu, harga barang dan jasa di Sarawak dinilai lebih murah ketimbang kota besar di Indonesia. "Beli oleh-oleh seperti tas atau sepatu lebih hemat di sana," tambahnya.

Ternyata, faktor promosi pariwisata juga berpengaruh. "Kami sering lihat iklan wisata Sarawak di media sosial. Akhirnya penasaran pengin lihat langsung," cerita Nadya. Soal transportasi, mereka memilih PLBN Entikong karena jaraknya lebih dekat dari Pontianak---hanya 5 jam perjalanan. "Kalau lewat PLBN Aruk di Sambas, bisa 6-7 jam. Lebih praktis lewat Entikong," jelasnya.

Rute dan Waktu: Hindari Macet, Manfaatkan Liburan

Nadya berangkat pada Desember 2024, tepat di akhir pekan Jumat. "Kami sengaja hindari bulan ramai seperti Lebaran atau Natal biar nggak macet," katanya. Mereka juga menyesuaikan jadwal kuliah Nadya dan kerja orang tuanya. "Libur akhir tahun jadi momen tepat buat quality time sekeluarga," ujarnya.

Selama 3 hari 2 malam, mereka menginap di homestay dekat Kota Kuching. "Biaya homestay Rp1 juta untuk 5 orang. Lumayan terjangkau," ungkap Nadya. Kendaraan travel yang disewa menghabiskan Rp5,5 juta untuk pergi-pulang, ditambah Rp5,5 juta lagi untuk transportasi selama di Sarawak. "Total Rp11 juta hanya untuk transportasi. Tapi ini sudah termasuk sopir dan bahan bakar," jelasnya.

Aktivitas Seru: Dari Kuliner sampai Belanja!

Apa saja yang dilakukan Nadya di Sarawak? Pertama, eksplorasi kuliner! "Kolo Mee dan teh tarik wajib dicoba! Ada juga udang bumbu susu di Rumah Makan Seafood Jambatan Satok---enak banget!" ujarnya antusias. Mereka juga mengunjungi Museum Kuching, Tasik Biru, dan Pasar Kubah Raya yang hanya buka akhir pekan. "Di pasar itu, kami beli oleh-oleh seperti gantungan kunci dan susu Dutch Lady. Harganya lebih murah daripada di Indonesia," kata Nadya.

Untuk destinasi berikutnya, Nadya pengin ke Taman Negara Santubong dan pantai. "Dengar-dengar, alamnya masih alami. Pengin foto-foto cantik di sana," rencananya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun