Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menemukan Kebodohan Diri

4 Februari 2016   22:52 Diperbarui: 4 Februari 2016   23:16 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="mencari kebenaran raya, sumber gambar : http://energispiritualnusantara.com/wp-content/uploads/2013/02/musibah-lagi.jpg"][/caption]

aku berlari kencang, dan menyeruak belantara eksakta
kutemukan kebenaran berlapis diantara banyak sela karang ego dan kepongahan profan
sempat aku terluka oleh kusutnya yang melintang
tertusuk duri-duri jiwa yang sakit, tersabit tajamnya belati nurani hitam berkarat
siapakah mereka? milik siapakah kebenaran dibalik genggamannya?

segera kutoleh sang waktu, aku masih punya waktu sampai jurang usia

aku terus berlari kencang dan menyeruak belantaraa eksakta, tapi yang kutemukan adalah sejumlah kebenaran yang bersekutu misteri
sekali waktu terlihat berselingkuh kemegahan para diri

aku pun memilih menunggu misteri
dalam diam
larut di hening pekat
barangkali ia bisa sedikit bicara hanya untukku
tapi misteri itu tampak begitu angkuh
tak sedikitpun menghiraukanku

aku terus berlari kencang dan menyeruak belantara eksakta
hingga kini
sampai kelak kutemukan kebodohan diri ?

-------------
Pebrianov, 4/02/2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun