Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Idealisme Teman Ahok vs Realitas Anomali Ahok

9 Maret 2016   04:40 Diperbarui: 9 Maret 2016   12:36 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar kegiatan posko Teman Ahok, sumber gambar : bisnis.com/post/2015/07/25"][/caption]

Teman Ahok terdiri dari kumpulan orang muda penuh idealisme. Bagi mereka, warna tak memiliki spektrum, tak punya gradasi. Satu label, satu petanda. Hitam adalah hitam, putih adalah putih. Bagi sebagian orang pragmatis, idealisme tak lebih angan-angan yang utopis. Kalaupun berwujud mirip asap. Tampak samar dan dekat namun sulit dipegang. Seringkali justru membuat sesak nafas pragmatisme.

Teman Ahok terbentuk dari kejengahan terhadap realitas politik negeri ini yang tak mampu memberi kepuasan publik. Mereka jengah oleh aktor politik dan lembaga politik yang saban hari menebar kekecewaan di ruang publik. Oleh karena itu mereka kemudian masuk ke ruang laga politik, sebuah tempat yang sebenarnya asing bagi pribadi ‘lugu’ dan jiwa-jiwa bebas mereka yang sedang mekar. Namun dengan jiwa bebas itu pula mereka bangunkan kesadaran banyak orang bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi perubahan. Sementara pribadi lugu mereka menjadi tanda tanya, terlihat naif dimata politikus dan publik.

[caption caption="Gambar kegiatan Teman Ahok, sumber gambar : cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/09/18/337359_teman-ahok_663_382.jpg"]

[/caption]

Idealisme, Identitas dan Bekal

Ketika masuk ke ruang politik itu, mereka tak lebih tamu tanpa kejelasan identitas. Politikus bukan, apalagi lembaga politik, tapi sebagian langkah kaki masuk ke teritori politik. Beruntunglah perpolitikan kita terbuka, maka ketika mereka masuk dengan santun tak ada alasan bagi para penghuni tetap untuk mengusir mereka. Pada prosesi ini, dunia harus mengakui habatnya demokrasi dan politik di Indonesia.

Jiwa muda dan idealisme Teman Ahok itu bukan tanpa bekal. Dibawanya ilmu pengetahuan dan wawasan, sebuah benda naif bagi realitas politik di saat ini. Karena pada umumnya, bagi aktor dan lembaga politik yang utama adalah libido dan hasrat bermegah diri. Ilmu pengatahuan dan wawasan alat kosmetik yang bisa mendadani mereka sesuai kebutuhan berpanggung di depan rakyat.

Sebagian rakyat tahu itu, namun tak berkutik. Para teman Ahok paham bahwa rakyat tak berkutik maka dengan naifnya Teman Ahok bergerak mendekati panggung, sebagian naik untuk memberi pilihan sajian. Sambil berharap, logika rakyat tidak mati di bibir panggung yang menjemukan. Bagi Teman Ahok, itu lebih baik daripada diam tak berkutik dan bersumpah serapah karena hanya akan mencederai sejarah dan masa depan rakyat itu sendiri.

Konteks upaya Teman Ahok merupakan sebuah sejarah, walau masih terlalu dini untuk menjadikannya panggung sejarah milik rakyat. Jalan masih panjang dan sulit untuk menguasai panggung itu. Permadani telah mereka siapkan tapi belum ada kepastian ukuran ruang. Mereka sangat awam dibandingkan para aktor politik kawakan yang hanya dengan sekali pandang sudah mampu menggelar permadani itu sesuai bentuk ruangnya. Hanya sayangnya, permadani itu itu hanya untuk mereka bermegah diri. Bukan sepenuhnya untuk rakyat menuju peradaban.

[caption caption="Ahok saat wawancara yang menghebohkan di Kompas TV bersama Aiman Wicaksono, seumber gambar :https://lh3.googleusercontent.com/"]

[/caption]

Anomali Realitas Komunikasi Politik Ahok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun