[caption id="attachment_380667" align="aligncenter" width="391" caption="gambar ; http://1.bp.blogspot.com/600/angguncsasmi.jpg"][/caption]
Anggun C Sasmi mendadak keluar dari panggungnya. Dia bukan terpeleset seperti diduga banyak orang, melainkan turun dan menyeruak kerumunan orang ramai. Dia turut menyuarakan hati sebagai manusia ketika mengetahui ada manusia lain yang hak hidupnya akan dicabut.
Sebagai seniman dia gunakan naluri terdalam tentang kehidupan, kasih dan kemanusiaan. Didalam dirinya dunia rasa adalah bangunan yang selalu tumbuh setiap detik di kesenimannya. Naluri itu begitu peka, begitu tajam, begitu kuat dalam nuansa kelemahlembutan.
Panggung baginya adalah tempat semua itu dituangkan dengan artikulasi lantang dan menggema ke setiap gendang telinga dan hati banyak orang. Membangunkan jiwa-jiwa beku dan menciptakan keindahan di ruang batin mereka yang terperangkap jenuh.
Panggung sebenarnya jadi penjara baginya ketika sorot lampu menjadi batas kemegahannya. Tapi tidak bagi jiwa perasa keseniannya. Dari situlah dia melihat, mendengar dan mencecap semua realitas. Dan ketika realitas itu mengemuka di bawah panggung artikulasi dan sorot lampunya maka dia turun sembari mengulurkan tangan.
Anggun C Sasmi ingin meraih lambaian tangan ketakberdayaan mereka yang akan dibidik bedil, untuk kemudian mengajak mereka menikmati keindahan dunia lebih lama.
Salam Damai
Baca juga ;
Perasaan Menjelang Kematian di Depan Regu Tembak
Anak Amien Rais Mendukung Jokowi