Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Persetubuhan Penulis dan Pembaca Harus Menyertakan Admin

7 September 2021   09:57 Diperbarui: 7 September 2021   10:10 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompas.com

Acek Rudy Gunawan sedang cari gara-gara di Kompasiana. Eeh, ada pula dukungan sekutunya, yakni Prof Felix Tani. Mereka berkoalisi ingin bikin rusuh Kompasiana. 

Cara yang dilakukan Acek Rudy berbentuk tips atau tutorial untuk penulis. Sementara Prof Felix menjustifikasinya, dengan berpura-pura di pihak yang berseberangan. Padahal mereka satu tim "pembakar".

Lewat artikel Acek Rudy Gunawan dua bidji (sumber 1 dan sumber 2 ), ditambah satu bidji dari Prof Felix (sumber), maka jadilah bensin pertamax. Proses pembakaran hanya soal waktu saja tanpa disadari para pembaca Kompasiana.

Saya sudah membaca ketiga tulisan mereka. Walau kurang mengerti, bukan berarti tidak paham.

Kalau saya mengerti, dikuatirkan jadi terkesima pada argumentasi cerdas mereka. Kemudian bersikap permisif, dan mempersilahkan aksi mereka. Huuh...eikeh tak sudi, beib!

Orang pintar dan cerdas harus dilawan secara cerdas dengan bentuk-bentuk yang bodoh. Cara ini lazim digunakan politikus cerdas di hadapan masyarakat majemuk, yakni bersikap dan bertindak tidak cerdas, tidak mau mengerti atau pura-pura bodoh. 

sumber gambar ; tribunnews.com
sumber gambar ; tribunnews.com

Dalam taktik huru-hara itu, Acek Rudy dan Prof Felix Tani mengemukakan wacana 'persetubuhan' antara penulis dan pembaca.

Dalam paparan Acek Rudy, Si Penulis yang dipenuhi libido gagasan mengkondisikan pembaca untuk turut berpenuh libido membaca, sehingga kedua pihak di posisi masing-masing bisa mencapai ketuntasan atau klimaks di dalam relasi penulis-pembaca. 

Tuntas mengisyaratkan kenikmatan dan kepuasan. Secara tersirat dan tersurat berkaitan dengan durasi. 

Ada metode berupa rangkaian yang tidak boleh terlewatkan dari awal sampai akhir di dalam durasi kenikmatan sehingga tercapai kepuasan. 

Persoalannya adalah dalam durasi persetubuhan sampai kepuasaan tidak menyertakan Admin! Hal yang ena'-ena'  kok tidak ngajak-ngajak admin? admin sama sekali tidak disebutkan! Apakah admin dibiarkan "ngeces" dengan mata nanar dan jakun turun naik? Emangnya admin dianggap apa? 

Sangat riskan memunculkan huru-hara bila ena-ena dalam persetubuhan tidak menyertakan Admin Kompasiana. 

Admin punya kuasa besar. Perannya memang tidak tampak, tapi sangat menentukan banyak hal. Jangan lupakan pepatah ; "Di dalam kesuksesan persetubuhan penulis-pembaca, ada peran admin di belakang". Selain itu; "Di dalam persetubuhan yang sehat, terdapat admin yang kuwat"

Janganlah ena-ena persetubuhan, tapi melupakan admin Kompasiana. Hal itu sama saja dengan peribahasa "Kacang lupa admin". 

Penulis bikin artikel bagus, pembaca suka, tapi tidak dapat label Pilihan atau Artikel Utama, tidak dapat K.Reward, tidak masuk kolom terpopuler, tulisan dikarantina selamanya, atau dihapus admin, nyahok lu pade! Lalu, diawal bulan termehek-mehek karena tidak masuk daftar penerima K.Rewards. Kasihan deh, lu...

Saya sangat paham keinginan dan suara hati admin. Karena itulah mereka saya bela. 

Kenapa mereka saya bela? Saya punya agenda yang tak perlu lagi dijelaskan panjang lebar. Pembaca Kompasiana sekarang sudah cerdas! Heu heu heu....

---- 

peb07092021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun