Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pungli di JICT Tanjung Priok Bisa Kantongi 16 M Perbulan

14 Juni 2021   17:08 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:35 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kumparan.com

Usai Presiden Jokowi bertemu para sopir kontainer dalam kunjungannya ke kawasan pelabuhan JICT Tanjung Priok, para pelaku pungli ditangkap polisi. Jumlahnya ada 7 orang, dengan 1 orang koordinator atau selaku supervisor.

Saat pertemuan itu para sopir melaporkan ke Presiden adanya pungli di lapangan. Presiden pun saat itu juga menindaklajuti laporan itu dengan menelpon langsung Kapolri untuk menangkap para pungli.

Hasil penangkapan polisi, terungkap bahwa uang yang didapatkan para pungli itu bisa mencapai 16 Milyard rupiah. Mereka memintanya dari para sopir yang bongkar muat. Modusnya, bagi yang membayar para pemungut pungli akan didahulukan bongkar muatnya. 

polisi dengan barang bukti pungli, sumber gambar money.kompas.com
polisi dengan barang bukti pungli, sumber gambar money.kompas.com
Bagi para sopir, tidak ada pilihan lain karena sistem bongkar muat tidak jelas, sehingga waktu tunggu mereka bisa lama. Disisi lain mereka dikejar oleh waktu. Semakin cepat bongkar muat semakin cepat pula mendapatkan uang hasil keringatnya. Semakin lama, maka semakin terkuras uangnya untuk operasional di pelabuhan.

Celakanya, setelah para koordinator pungli ditangkap Polisi, suasana aktivitas bongkar muat justru sepi karena operator crane kontainer yang diduga bermalas malasan lantaran tak adanya pungli.   Pelayanan bongkar muat kontainer jadi kacau balau, tidak ada oknum yang mengatur demi uang pungli.

Para operator crane itu tentunya menerima tetesan uang pungli dari tujuh orang koordinator pungli, yang memerintahkan mereka untuk mendahulukan barang yang sopirnya sudah setor pungli.

Ada pungli salah, tidak ada pungli malah kacau. Hal itu menandakan tidak adanya sistem bongkar muat yang jelas, dan tidak adanya insentip resmi kepada para pekerja di kawasan pelabuhan JITC. 

Jadi, pemberantasan pungli sejatinya dilanjutkan dengan penerapan sistem bongkar muat yang jelas dam resmi, tak lupa sistem punish and rewards bagi pekerja lapangan. Reward  bisa berupa tambahan insentif yang sesuai beban kerja, sehingga para pekerja jadi semangat !

Semoga bisa segera dibenahi. Makin cepat makin baik. Jangan sampai sopir membuat lukisan di bak truks nya dengan tulisan "Kalau terlalu lama gak enak" atau "Kalau kelamaan nanti dimarah istri, lho.."

----

peb2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun