Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ketika Survei Elektabilitas Menjadi Momok Capres dan Masyarakat

15 Maret 2019   06:56 Diperbarui: 15 Maret 2019   07:54 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019.(KOMPAS). Sumber gambar : kompas.com

Sedangkan kubu Prabowo-Sandi bereaksi negatif. Mereka tidak mempercayainya, bahkan beranggapan bahwa lembaga survei itu tidak independen. Ada tudingan survei itu berdasarkan pesanan kubu Jokowi selaku petahana. 

Kemudian kubu Prabowo-Sandi mengklaim sudah membuat survei internal. Hasilnya mereka menang. Elektabilitas Prabowo-Sandi 48 persen dan Jokowi-Ma'ruf Amin "cuma" 46 persen.

Sikap kubu Prabowo-Sandi tersebut sah-sah saja. Hal itu merupakan hak mereka. Tentu saja sikap itu untuk "menenangkan dan menyenangkan" para pendukung militannya yang tersebar di seluruh negeri. Diharapkan para pendukungnya itu tetap yakin akan memenangkan kontestasi Pilpres.

Namun demikian, suka atau tidak suka, walau di depan publik mereka tak mempercayai hasil survei yang beredar, namun di internal kubu Prabowo-Sandi kemungkinan besar "mengambil hikmah" dari hasil survei tersebut. "Ibarat kate nih....si cewek rupawan lewat tetep aja dilirik". 

Setidaknya untuk mengukur pencapaian Prabowo-Sandi di dalam sisa waktu jelang hari H pencoblosan. Ternyata, "Cewek itu kok nggak ngelirik gue, sih?"

sumber gambar : liputan6.com
sumber gambar : liputan6.com
Tak bisa dipungkiri bahwa hasil kerja lembaga survei yang kredibel merupakan gambaran atau peta dari kondisi sesungguhnya yang sedang dan akan dihadapi. Hasil survei elektabilitas merupakan produk ilmiah yang tingkat presisinya mendekati realita sesungguhnya. 

Jadi, hasil itu akan relatif sama dengan realitas sesungguhnya bila tidak ada perubahan variabel secara luar biasa di dalam masyarakat pemilih. Atau kondisi dan situasi masyarakat sampai hari H pencoblosan tetap sama dengan saat disurvei.

Artinya, hasil survei yang kredibel bisa menjadi "hasil sesungguhnya" dari perhelatan Pilpres 2019.

Walau kubu Prabowo-Sandi "sukses mengelabui" pendukungnya dengan rilis hasil survei internal, namun fakta hasil survei berbagai lembaga survei yang kredibel telah jadi momok menakutkan bagi mereka. Gambaran kekalahan sudah di depan mata. Lalu apa tindakan di sisa waktu yang hanya sebulan ini?

Mengubah Variabel Survei Elektabilitas

Sebagai dasar berpijak, mereka tidak bisa "membiarkan' kondisi masyarakat menjelang hari H sama dengan saat disurvei oleh berbagai lembaga kredibel tadi, karena hal itu akan membuat mereka kalah. Mereka bagai meneruskan kekalahan saat survei elektabilitas ke kekalahan sesungguhnya usai hari H pencoblosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun