Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Misteri Saling Janji Gerindra-Demokrat dan Kesah Lirih PKS

20 November 2018   05:34 Diperbarui: 21 November 2018   09:24 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : merahputih.com

Justru dengan dinamika yang terjadi itu, membuat Golkar makin kuat dan membuktikan mereka modern. Pergantian ketua umum dan para dewan pimpinan mampu menghadirkan wajah-wajah baru dan segar.

Golkar ibarat sebuah tim sepak bola modern, mereka tidak tergantung pada satu sosok mega bintang. Saat bermain, anggota tim memiliki positioning yang dinamis dan kuat, baik saat menyerang maupun bertahan. 

Demikian juga dalam melakukan transisi sangat solid dan cepat dari menyerang ke bertahan atau dari bertahan ke menyerang. Setiap elemennya mampu menjaga zonanya. "Aaaiiiiiih, kok larinya ke bola? Udaaah aah, nanti timnas Filipina tahu rahasia kemudian ngalahin Timnas kita dengan mudah. Bisa gagal juara AFF2018, euy!". Heuheuheu...

Balik ke soal janji. Demokrat punya segalanya, misalnya: pengalaman 2 kali memenangkan kontestasi Pilpres, pengalaman memimpin negeri besar ini, punya struktur organisasi (infrastruktur partai) yang kuat dan tersebar di berbagai pelosok negeri, punya sosok SBY--mantan presiden yang masih kuat dan dirindu sebagian publik, punya "gizi" sangat baik (aspek pendanaan dan relawan). 

Satu lagi, punya seorang kader milenial yang mantap, yakni AHY---pintar, santun, atletis, ganteng, tampan, cool, yang menjadi idola kaum hawa. Bisa bikin para gadis, mahmud (mamah muda), emak-emak stw sulit tidur membayangkan sosok AHY. Heuheu...!

Darah biru Demokrat ini bukan tak disadari Gerindra. Namun nyatanya semua sumber daya Demokrat itu sampai sekarang belum digunakan secara total untuk pemenangan Prabowo-Sandi. Ini yang bikin Gerindra gemezz dan kezzel. Sementara Demokrat menahan janjinya karena "platform" kampanye Gerindra tidak cocok dengan gaya "darah biru" Demokrat. Lalu, kenapa Gerindra tidak mau menyesuaikan diri dengan darah biru tersebut?

Ini soal harga diri seorang pemimpin. Di koalisi Adil Makmur, yang jadi pemimpin itu Gerindra (Prabowo). Jadi, anggota tim (termasuk Demokrat) harus mengikuti misi, visi, dan gaya si pemimpin. Bukan sebaliknya.

Disimpul itulah, janji antar janji kedua partai besar itu menjadi blunder pada level kader di berbagai media mainstream dan media sosial (twitter) sehingga diketahui publik secara luas. 

Saling silang tuding pun terjadi antar para kader. Mirisnya, sosok selevel SBY pun ikut nimbrung di bercuit-ria di akun resmi Twitternya terkait tudingan tersebut. Hal ini bisa mendegradasi sosok ke-darahbiru-an seorang SBY. Maka tak heran, netizen sering menyebut SBY itu "lebay","baper", dll.

Bandingkan dengan Prabowo, bila ada polemik pada level kader di medsos dan media mainstream, dia tidak ikut campur secara langsung. Sehingga dia tidak mudah dijadikan sasaran tembak para pembully secara langsung. Sikap ini merupakan salah satu kelebihan seorang Prabowo, terlepas dia aktif atau tidak dalam dunia per-twitter-an.

sumber gambar ; detik.com
sumber gambar ; detik.com
Strategi Cerdik PKS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun