Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyibak 'Valentine Day' pada Agenda Kolektif Kemanusiaan

13 Februari 2016   22:48 Diperbarui: 14 Februari 2016   10:17 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Kasih Sayang || sumber gambar ; http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/02/14/321722/670x335/"][/caption]Valentine daya merupakan ungkapan kasih sayang yang dinyatakan secara bersama oleh banyak orang di dalam suatu momentum. Pernyataan itu merupakan kesepakatan tidak tertulis. Berangkat dari perjalanan sejarah. Valentine Day adalah bagian dari sejarah yang kemudian menjadi 'agenda milik bersama' manusia sejagat.

Valentine Day sebagai Agenda Bersama

Kenapa agenda bersama? Sejatinya ungkapan kasih sayang tak butuh agenda bersama. Ia tumbuh dan terungkapkan kapan pun, dimanapun, serta oleh dan kepada siapa pun. Namun oleh perjalanan sejarah, dan adanya sejumlah momentum di kehidupan manusia maka terciptalah sejumlah agenda kolektif karena kecenderungan manusia menciptakan kelektifitas di dalam hidupnya. Terlebih di era modern seperti sekarang ini.

Agenda ini secara tidak langsung menyatukan kemanusiaan dari manusia pelaku sejarah tanpa mengenal RAS, batas administratif dan geografis. Pelaku sejarahnya adalah setiap orang atau kelompok yang menyadari kemanusiaan di dalam dirinya, yakni sebuah bentuk yang lahir dari hari nurani.

[caption caption="Ilustrasi pertentangan pada umat manusia || Sumber Gambar: http://4.bp.blogspot.com"]

[/caption]

Pertentangan pada Valentine Day

Persoalan adanya sejumlah kelompok yang menentang 'Valentine Daya' tidak menghalangi bertumbuhnya rasa kemanusiaan itu dikarenakan nurani tak bisa diintervensi oleh apapun, termasuk oleh tekanan politis, dogma dan lain sebagainya. Nurani bersemayam kokoh pada semua orang sebagai manusia.

Pertentangan terjadi bukan oleh nurani, melainkan oleh ego (id) yang dipengaruhi oleh nilai-nilai eksternal (etika sebagai sebuah kesepakatan kelompok) yang diterima si Manusia dari kelompoknya. Ego tersebut kemudian lebih mengemuka mengendalikan tindak tanduk, perilaku dan cara berpikir. Namun tidak mengurangi apapun di dalam nuraninya. Ego bisa 'membohongi' nurani secara verbal, namun tidak pada substansi dirinya sebagai manusia yang terlahir oleh kasih sayang.

Seorang penjahat kelas berat sekalipun terlahir dan memiliki kasih sayang. Dia menjadi penjahat karena 'berhasil' mengabaikan panggilan nuraninya, dan lebih mendengarkan 'ego serta nilai-nilai kelompoknya'. Namun dia tak akan pernah berhasil menghilangkan nurani yang menciptakan kasih sayang di dalam dirinya.

[caption caption="Ilustrasi Hati Nurani || sumber gambar ; http://juragancipir.com"]

[/caption]

Gema Nurani dan Kasih Sayang

Walau seseorang menjadi penjahat sekalipun, suatu saat di dalam hidupnya sang Suara Nuraninya akan menggema sehingga dia bisa terharu atau menangis oleh kejadian tertentu misalnya saat sakit, kematian atau kehilangan orang terdekat. Bisa pula oleh sentuhan sosok orang lain misalnya orang tua (bapak/ibu), saudara, orang yang dihormatinya, orang yang dicintainya, atau bahkan oleh orang yang paling dibencinya.

Terharu dan menangis adalah petanda nurani dan kasih sayang (verbalistik). Sebuah Petanda bagi kemanusiaan yang bersemayam kokoh di setiap diri manusia.

Didalam membangunkan nurani tersebut ada mekanisme besar yang bekerja namun penuh misteri bagi logika.

Penentangan pada Velentine Day juga adalah hasil komodifikasi berbagai momentum sejarah manusia. Jadi di tengah tumbuh dan berkembangnya rasa kasih sayang (ala Valentine day) sebagai komodifikasi tersendiri dari rasa kemanusiaan, agenda Valentine Day berjalan seolah sendirian. Valentine Day seperti entitas momentum itu sendiri.

Komodifikasi rasa kasih sayang menjadi 'agenda' Valentine Day hanyalah berupa kemasan (casing). Sehingga terciplah kondisi relativitas pada Valentine Day. Pertentangan timbul karena kemasannya, bukan pada esensinya sebagai dasar kemanusiaan milik setiap orang. Jadi ketika relativitas dan kontroversi muncul dan menajdi bagian perjalanan sejarah 'agenda' Valentine day, sejatinya kita jangan terkecoh pada kontroversi cassing. Kita jangan kehilangan esensinya hanya karena maraknya pertentangan (kontroversialitas). Karena esensi itu tempat nurani bersemayam, yang menjadikan kita sebagai manusia dengan kemanusiaan yang utuh.

Salam Kasih Sayang untuk Seluruh Manusia

------
Pebrianov, 14/Peb/2016 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun