Mohon tunggu...
Ni Wayan Pebi
Ni Wayan Pebi Mohon Tunggu... Administrasi - NIM/PRODI : 1802622010544/AKUNTANSI A GIANYAR

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

Selanjutnya

Tutup

Money

BEI Pantau 41 Saham yang Terindikasi Saham Gorengan

30 Maret 2020   00:25 Diperbarui: 30 Maret 2020   00:43 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh :  Ni Wayan Pebi

NIM : 1802622010544

Prodi : Akuntansi A Gianyar

FEB UNMAS DENPASAR

Saham 'gorengan' sedang menjadi sorotan tidak hanya otoritas bursa dan pasar modal, tetapi juga Presiden Joko Widodo.

Saham Gorengan adalah sebutan bagi pergerakan harga saham yang dimanipulasi oleh para pelaku pasar. Biasanya, pada saat lantai bursa di buka pelaku pasar mulai melakukan penawaran lebih dengan tujuan untuk menaikan harga.

Rasa gorengan yang enak, harga yang murah dan bisa berubah cepat, namun bisa menimbulkan penyakit bisa kita jadikan analogi dari saham gorengan yang bisa anjlok drastis dalam waktu singkat.Itu sebabnya, untuk menghindari kerugian saham gorengan, saham seperti berikut tidak boleh untuk kita pertahankan lebih lama.

Saham gorengan memang menggiurkan para investor dengan iming-iming return yang besar meskipun dana yang kita keluarkan cenderung kecil.sama halnya dengan harga gorengan yang bisa berubah kapan saja, harga saham gorengan yang kita pilih bisa tiba-tiba anjlok sampai 30 persen di esok harinya. Pada akhirnya kerugian besar yang kita dapatkan.

Ciri-Ciri Saham Gorengan

1. Ciri pertama dari Saham Gorengan adalah harga yang tidak beraturan. Contohnya, apabila di hari ini Anda melihat saham tersebut bertengger di harga Rp 200 perak saja. Kemudian, menjadi Rp 250 dan beberapa saat kemudian menjadi Rp 300 atau Rp 400-an. Tiba-tiba dikeesokan harinya, saham ini kembali anjlok lagi ke Rp 200 perak. Ketika harganya naik, para investor langsung melepas saham itu dan menikmati keuntungannya. Inilah yang  membuat harga saham tersebut di lelang dengan mudahnya. Namun ketika harga kembali menjadi Rp 200 perak, saham menjadi tidak laku. Kalaupun ada yang beli, return juga tidak bakal naik sesuai dengan yang diharapkan.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa bandar saham yang menggerakkan harga tersebut sehingga harga saham menjadi naik dan turun secara drastis hingga mencapai batas auto reject bursa. Investor yang sudah terlanjur membeli saham, sudah pasti masuk ke dalam jebakan bandar saham tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun