Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... Dosen - -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Kreatif untuk Generasi Milenial

13 April 2017   11:39 Diperbarui: 13 April 2017   11:50 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Zaman selalu berubah. Hanya perubahanlah yang tidak berubah. Setiap perubahan menuntut manusia untuk bisa beradaptasi. Berlaku hukum Darwin, hanya yang bisa beradaptasilah yang dapat bertahan. Oleh karena itu, sebuah keharusan bagi dunia pendidikan menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.

Setidaknya sudah empat kali revolusi besar di dunia ini terjadi. Masing-masing revolusi memiliki karakternya masing-masing. Revolusi pertama adalah revolusi hijau atau revolusi pertanian. Pada masa ini manusia berubah dari hidup berburu dan bertani berpindah-pindah ke pertanian menetap dan berternak hewan. Berubah dari ekstensifikasi lahan menjadi intensifikasi lahan. Pada revolusi ini, yang paling dibutuhkan manusia adalah lahan dan hewan ternak. Barang siapa yang memiliki lahan yang luas dan memiliki banyak hewan ternak, maka akan hidup sejahtera. Sedangkan yang tidak punya hanya akan menjadi buruh tani.

Revolusi kedua adalah revolusi industri. Pada revolusi ini yang sangat berperan adalah kapital atau modal. Kapital ini ini dipergunakan untuk menguasai alat-alat produksi industri. Pada zaman ini, siapa saja yang memiliki atau menguasai alat-alat produksi industri, maka akan bertahan hidup secara layak dan nyaman. Sedangkan yang tidak menguasai alat produksi hanya akan menjadi buruh industri.

Revolusi ketiga adalah informasi. Pada zaman ini yang paling dibutuhkan adalah penguasaan ilmu pengetahuan. Semakin terspesialisasi ilmu pengetahuan akan semakin dibutuhkan dan akhirnya menjadi mahal. Siapapun pada masa ini yang menguasai secara mendalam salah satu spesialisasi ilmu maka akan semakin mampu dia bertahan hidup dengan nyaman. Sementara yang tidak menguasai ilmu pengetahuan akan terpinggirkan dan bertahan hidup ala kadarnya.

Revolusi keempat adalah revolusi digital atau revolusi bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pada masa ini yang sangat menentukan kualitas hidup manusia adalah kreatifitas maka zaman ini disebut juga zaman kreatif. Oleh karena itu, kreatifitas seseorang sangat menentukan kemampuannya bertahan hidup. Dalam era ini, industri yang berbasis kreatifitas, tidak hanya bertahan tetapi akan semakin berkembang dan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Sebagai contoh perusahaan Microsoft, Google, Apple, Facebook dan Amazon telah menempatkan pemiliknya masuk barisan manusia-manusia terkaya sejagat pada zaman ini.

Revolusi pertanian, revolusi industri dan revolusi informasi sudah berlalu. Sekarang kita sedang berada pada masa revolusi digital atau revolusi bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sangat menuntut kreatifitas agar bisa bertahan hidup. Sudah seharusnya dunia pendidikan ikut merevolusi diri agar bisa melahirkan generasi-generasi kreatif. Menciptakan generasi kreatif tentu harus diawali mengubah paradigma berpikir  para pendidik. 

Pendidik tidak bisa lagi menggunakan cara-cara pembelajaran “out of date” yang hanya cocok pada masa lampau karena masalah yang ada hari ini tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan cara masa lalu. Metode pembelajaran yang memasung kreatifitas sudah selayaknya ditinggalkan. Agar bisa kreatif, pendidik harus memberikan ruang berpikir “bebas” kepada siswa. 

Membatasi pola pikir siswa hanya akan menjadikan generasi penurut tanpa kreatifitas. Manusia yang tidak memiliki kreatifitas hanya akan menjadi beban pada zaman ini. Biarkan para siswa berpikir bebas dan seluas-luasnya. Tugas pendidik atau guru hanya mengarahkan agar pikiran-pikiran siswa itu tetap pada jalur positif, bukan melarang mereka berpikir. Tentunya agar proses pembelajaran kreatif ini berhasil maka pendidik juga harus memiliki wawasan yang luas dan memahami psikologis generasi yang lahir pada era teknologi informasi atau generasi millineal ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun