Mohon tunggu...
Paundra Jhalugilang
Paundra Jhalugilang Mohon Tunggu... -

Seorang lulusan Ilmu Sejarah UI yang sedang menempuh S2 Pascasarjana Ilmu Komunikasi UI dan bekerja sebagai wartawan olahraga harian olahraga "Top Skor"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"tarkam" dan Perluasan Maknanya...

6 Juli 2011   16:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

ini tulisan yg pernah gw publish di notes fesbuk gw..  sekadar mo nambah2in ruang blog gw..

langsung aja, sekitar beberapa bulan yg lalu gw diajak oleh salah seorang temen gw untuk ikutan turnamen futsal di sebuah daerah sebut saja Depok (bukan nama sebenarnya). setelah bertanding gw pun mendapat ongkos transport, alhamdulillah, gw main bola untuk kesenangan diri gw, eh malah dapet duit pula. gw pribadi, emang jarang ikut yg namanya tarkaman, biasanya gw ikut sama tim futsal di kampus gw. itu pun untuk sekadar nyari pengalaman dan iseng-iseng aja. namun ada hal unik yg selalu terngiang di benak gw, setiap gw mo cabut dari kontrakan, temen-temen gw slalu menanyakan, “ada tarkaman di mana lo pon?” mendengar kalimat tanya itu gw jd berpikir kritis, tarkam? padahal tarkam yg gw tau itu adalah antar-kampung deh, padahal turnamen yg gw ikutin ini kan turnamen umum.

nah, gw pun mulai berpikir, darimana asal mula kata tarkam itu. hmm.. semasa kecil hingga beranjak remaja, gw sering nonton yg namanya turnamen-turnamen kelas tarkam di deket rumah gw, mulai dari turnamen perusahaan hingga ke yg kelas ecek-ecek antar RT. suasana tarkam sangat gw nikmati ketika itu, sambil menonton pertandingan gw menikmati jajanan yg hadir di pinggir lapangan.. suara toa dari komentator mengiringi jalannya pertandingan, begitu jg dgn suara gemuruh penonton dan suara-suara konyol dari ibu-ibu serta emak-emak menambah kesan kekeluargaan yg ada di lapangan. ah saya jd rindu sama suasana itu..

btw, itu td intermezzo sdkit, langsung ke permasalahan, Kata “tarkam” mungkin adalah istilah yang cukup kental bagi pecinta sepakbola di Indonesia yang berarti “Antar Kampung”. Awalnya, (in my opinion) kata tarkam ini dipilih oleh masyarakat untuk mengistilahkan sebuah pertandingan antar desa, antar kampung, antar daerah, ataupun antar RT/RW, yang biasa terjadi di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, istilah “tarkam” mengalami perluasan makna. Tarkam tidak hanya diidentikkan pada pertandingan antar kampung atau antar desa, namun juga pada sebuah perusahaan yang mengikuti sebuah turnamen kecil. Perusahaan-perusahaan biasanya memiliki tim sepakbola, namun mereka tidak mempunyai materi pemain yang cukup sehingga mereka mencari pemain yang biasa bertanding di pertandingan antar kampung. yg gw tau, Pemain-pemain antar kampung tersebut kemudian dibujuk-rayu oleh perusahaan dengan uang transport dan uang makan serta bonus yang berlimpah agar mereka mau bermain di perusahaannya untuk mengikuti suatu event. Biasanya mereka dibayar per pertandingan, dan apabila timnya lolos ke babak selanjutnya maka bonus yang ditawarkan juga akan semakin tinggi. Besar kecilnya bonus pun berbeda-beda tiap pemain, tergantung pada kemampuan individu sang pemain. Kini, istilah tarkam tidak hanya berarti “antar kampung”, tetapi tarkam juga dapat diistilahkan pada sebuah perusahaan atau pengusaha yang menyewa pemain untuk mengikuti suatu turnamen atau event tertentu dgn upah tertentu. fenomena ini sering kita jumpai di turnamen-turnamen futsal dan sepakbola di daerah-daerah. bahkan, banyak orang yg menggantungkan hidupnya dari kegiatan seperti ini, menambah penghasilan sekaligus menjalani hobi. tak jarang para pemain-pemain profesional juga ikutan bermain tarkam ala kadarnya..

selain itu, turnamen kelas tarkam yg ada di daerah-daerah terkadang berlangsung keras dan kasar sehingga berujung pada perkelahian. oleh karena itu, seringkali kita menjumpai kalimat “ah mainnya tarkam banget”, yang berarti mainnya keras dan kasar. di beberapa media cetak kita juga sering menjumpai kata-kata “tarkam”, seperti ketika Indonesia bermain imbang melawan Kuwait. saat itu, Ismed Sofyan diusir wasit karena melakukan tackling keras kepada salah seorang pemain Kuwait, padahal pemain Kuwait tersebut tidak membahayakan gawang Indonesia. bermain dgn 10 orang, Indonesia kebobolan beberapa menit kemudian. di media ramai diberitakan bahwa Ismed-lah penyebab kegagalan Indonesia, banyak yg menyebutnya dgn “permainan tarkam ala Ismed”. sebelumnya Ismed juga melakukan hal yg sama ketika Piala Asia melawan Arab Saudi. tacklingnya menghasilkan tendangan bebas dan berbuah gol untuk Arab Saudi. Masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia mengecam tindakan Ismed dan menyebutnya pemain tarkam karena sudah dua kali ia melakukan permainan kasar seperti itu yg menyebabkan kegagalan untuk Indonesia. kata “tarkam” kembali mengalami perluasan makna, tarkam bisa diartikan atau diidentikkan sebagai permainan keras atau kasar.

uniknya, kata tarkam skrg dipakai oleh banyak orang untuk menggantikan suatu kata,terutama di kalangan penggemar sepakbola atau futsal. misalnya:
A: “oi, mo kemana lo?”
B: “mo ke bekasi ada tarkaman”

mungkin yg benar adalah begini:
A: “oi, mo kemana lo?”
B: “mo ke bekasi ada turnamen”

kata “tarkaman” di situ menjadi unik, karena tarkam itu sprti yg td gw bilang, merujuk pd antar-kampung ato “pertandingan yang ada upahnya”. tapi sekarang kata “tarkaman” menggantikan peran kata “turnamen” ato “kompetisi”. padahal, di tiap pertandingan yg seseorang ikuti di turnamen tersebut belum tentu ada upahnya. jadi, kata tarkam ini sekarang telah mengalami perluasan makna lagi, tidak lagi pada antar-kampung belaka, tidak lagi pada turnamen untuk menambah uang saku yg biasanya seseorang dapatkan per pertandingan, melainkan mengisi perbendaharaan kata di bidang olahraga yg mengacu pada sebuah pertandingan, turnamen, dan kompetisi yg umumnya adalah sepakbola atau futsal. mungkin ga sih untuk basket memakai kata “tarkam” juga? atau “gw mo ke tangerang nih ada tarkaman badminton di sana”… hmm.. silahkan anda menyingkapinya..

yang jelas, tarkam telah memberikan banyak manfaat bagi tiap orang, menambah penghasilan mereka, dan juga mengubah hidup seseorang. sayangnya, induk organisasi sepakbola kita tidak pernah melihat jauh ke bawah, bahwa di kelas-kelas tarkam itu banyak pemain-pemain berbakat yang lahir. mereka hanya sibuk mempertahankan ketua umumnya itu agar tidak bisa dilengserkan oleh kongres. pemain-pemain yg berlaga di senayan pun mungkin awalnya hanya menjadi pemain kelas tarkam, karena bakatnya itu, mereka bisa membela lambang Garuda yg semakin lama semakin layu itu…

*cat: apabila ada kesalahan informasi mohon dikoreksi. terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun