Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari MPLS Hari Pertama

14 Juli 2020   08:22 Diperbarui: 14 Juli 2020   08:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MPLS hari pertama menggunakan Zoom (dokpri)

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang menandai permulaan tahun ajaran 2020/2021 sudah dimulai kemarin, Senin, 13 Juli 2020, dan hari ini memasuki hari kedua. Pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa kelas baru untuk semua jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah dilaksanakan secara daring, seperti menggunakan aplikasi Zoom.

Sebagaimana biasa, setiap permulaan kita melakukan suatu kegiatan, ada-ada saja pengalaman di lapangan yang menarik perhatian. Ada kejadian yang membuat kita tersenyum atau tertawa. Ada kejadian yang bersifat mengganggu kegiatan kita. Tidak luput juga dengan pelaksaan MPLS kali ini.

Namun, gangguan atau kekurangan di hari pertama ini dijadikan sebagai pembelajaran bagi sekolah agar di hari kedua dan ketiga, kegiatan kita berjalan dengan lancar dan sukses.

Semangat Siswa

Pantas kita apresiasi semangat siswa baru dalam mengikuti MPLS secara daring. Sehari atau bebera hari sebelumnya sekolah sudah mengumumkan aplikasi yang akan digunakan, termasuk ID dan PW, serta waktu untuk mulai melakukan join meeting.

Tidak heran, ada siswa yang mengeluh bahwa dia tidak bisa masuk ke aplikasi Zoom. Begitu juga di pagi hari Senin. Banyak siswa mengeluh bahwa mereka gagal masuk ke Zoom. Ya, jelas tidak bisa, karena belum waktunya. Sang Host atau admin belum membuka kesempatan untuk join meeting.

Antusias Orangtua

Memang, ini adalah MPLS pertama yang berlangsung secara daring. Bukan hanya siswa yang bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini. Orangtua pun tidak ketinggalan. Ada orangtua yang meminta agar mereka diperbolehkah mengikuti pertemuan via Zoom. Ada juga orangtua yang meminta agar mereka boleh mendampingi anaknya ketika pertemuan.

Kita patut mengapresiasi semangat orangtua ini. Di tengah keprihatinan kita akan dampak pandemi virus corona, orangtua justru menaruh perhatian yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya.

Ketertiban Siswa

Namanya juga anak-anak. Ketika mereka sudah tergabung dalam video konferensi, tingkah anak-anak cukup menyedot perhatian guru. Meskipun guru sudah mengimbau agar mematikan audio (di-mute) selama orang lain berbicara, tetap saja terdengar percakapan antarteman, atau sapa-menyapa di seberang sana.

Akibatnya, suara guru, sebagai pembawa materi sedikit banyak terganggu dengan suara-suara mereka. Bahkan, muncul suara siswa yang menanyakan perihal bagaimana mematikan suara pada HP atau laptopnya. 

Tentu saja gangguan-gangguan seperti itu berpengaruh terhadap efektivitas informasi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, terjadi pergeseran waktu dari yang direncanakan. Beberapa kali pembicaraan narasumber terjeda karena guru harus mengingatkankan siswanya.

Kesiapan Perangkat Daring

Perangkat yang digunakan admin atau guru, seperti laptop bisa menghambat komunikasi.

Kapasitas RAM (Random Access Memory) yang kecil misalnya di bawah  2 giga byte  dan kapasitas harddisk yang kecil mempengaruhi kecepatan transfer data. Untuk mengatasinya, guru harus menggantikannya dengan laptop lain yang lebih berkualitas atau laptop dengan spec yang lebih tinggi.

Tentu hal ini mengganggu kelancaran komunikasi, juga menyebabkan pergeseran jadwal. Oleh karena itu, pengecekan awal dan melakukan uji coba pengoperasian sangat diperlukan.

Kesiapan Narasumber

Penyampaian materi yang menarik berpengaruh terhadap perhatian siswa dalam mengikuti pertemuan hingga akhir. Karena itu, guru sebagai narasumber hendaknya mempersiapkan materinya dengan matang. Ia juga diharapkan menyampaikan materi secara menarik sehingga memacu perhatian siswa untuk mengikutinya dengan tenang dan tertib.

Penyampaian yang kaku, yang hanya membaca materi yang di-share- kan atau ditayangkan ke layar akan mendatangkan kebosanan pada siswa. Akibatnya, siswa kurang atau tidak memperhatikan guru yang sedang berbicara.

Banyak reaksi siswa yang terjadi, seperti berbicara dengan orang di sekitarnya, bermain HP, atau tidur-tiduran di atas meja kamarnya. Kejadian seperti ini jelas menghambat tercapainya tujuan.

Kualitas HP dan Jaringan Internet

Efektivitas informasi dari sekolah ke siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas HP siswa dan jaringan internet. Ada siswa yang mengeluhkan suaranya putus-putus atau gambar dan videonya pecah-pecah di layar.

Bisa saja kualitas suara dan gambar atau video dipengaruhi oleh kualitas HP. Semakin besar RAM, semakin tinggi kecepatan operasionalnya, demikian sebaliknya. Semakin tinggi resolusinya, semakin jelas gambar dan videonya.

Demikian halnya dengan kualitas sinyal internet. Tempat tinggal mempengaruhi juga kualitas jaringan internet. Ada siswa yang sinyal internetnya kencang, ada juga yang sinyalnya internetnya lemah.

Kesimpulan

MPLS hari pertama sudah dilalui oleh sekolah dan siswa baru. Ada pengalaman positi, tetapi ada juga pengalaman negatif. Saya yakin, tidak semua sekolah melaksanakannya tanpa kendala. Ada saja kendala yang muncul karena baru tahun ini MPLS dilaksanakan secara daring. 

Kendala-kendala yang ditemui pada hari pertama ini menjadi pembelajaran bagi sekolah, agar di hari kedua dan ketiga pelaksanaan MPLS berjalan tertib dan lancar.

Jakarta, 14 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun