Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istri yang Cerewet, Mau Diapakan?

7 Mei 2020   17:19 Diperbarui: 7 Mei 2020   18:12 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengubah karakter seseorang tidaklah mudah, bahkan tidak bisa, karena itu sudah melekat dengan kepribadiannya. Begitu halnya dengan istri yang berkarakter cerewet. Oleh karena itu, suami hendaknya belajar untuk menerima kenyataan bahwa istrinya memang seorang yang cerewet, dan ia tidak bisa mengubah karakter cerewet tersebut. Dengan dasar itu, apapun yang keluar dari mulut istri diterimanya dengan kepala dan hati yang dingin. "Memang begitulah istri saya".

Mem-positifkan Kecerewetan

Dengan dasar menerima istri apa adanya di atas, kecerewetan istri justru dipandang sebagai perilaku yang menguntungkan keluarga. Apa saja keuntungannya?

Istri yang cerewet adalah istri yang memperhatikan suami. Maka, bilamana suami mendengar kata-kata:

"baju dan celana tidak matching, jangan terlalu banyak merokok, pulangnya, kok, malam-malam terus, sms dari siapa, teleponan dengan siapa, dan sebagaina" dipandang sebagai bentuk perhatian istri.

Istri yang cerewet adalah istri terbuka. Apapun yang bergejolak dalam hati dan pikiran istri, akan dikeluarkannya. Ia tidak menyimpannya. Bagaimana jadinya jika istri selalu diam, segala persoalan dipendamnnya sendiri? Komunikasi dalam keluarga jadi beku, bahkan berisiko pada kesehatan diri sendiri.

Istri cerewet menciptakan suasana keluarga yang hidup. Cerewet membuat keluarga menjadi ceria. Bayangkan kalau sehari saja istri tidak ada di rumah, keluarga terasa sepi.

Akhirnya, marilah kita menyikapi hidup dengan bijaksana. Alangkah harmonisnya keluarga jika suami-istri menerima pasangannya apa adanya, dan mem-positifkan kelemahan masing-masing. Alangkah bahagianya jika istri yang cerewet dihayati sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa untuk mendewasakan diri.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun