Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi

5 April 2020   13:17 Diperbarui: 5 April 2020   14:17 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Guru
Tak Tergantikan oleh Teknologi

Sejak merebaknya Covid-19 di Indinesia, pemerintah telah mengeluarkan dua peraturan untuk dunia pendidikan. Khusus DKI Jakarta, pemerintah mengeluarkan Surat Edaran No. 30/SE/2020 tentang Sistem Kerja Pegawai dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Dalam edaran disampaikan bahwa pelaksanaan tugas kedinasan di rumah dilakukan sampai 31 Maret 2020. Surat Edaran kedua No. 35/SE/2020 tentang Perpanjangan Pembelajaran dari Rumah (home learning) pada Masa Darurat Covid-19, yaitu sampai tanggal 19 April 2020.

Peran Orangtua di Rumah

Pemberlakuan kedua surat edaran tersebut mewajibkan siswa tinggal di rumah dan melakukan pembelajaran daring. Setiap hari, Senin sampai Jumat siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Bisa dibayangkan, bagaimana sibuknya siswa juga oragtua dalam hal ini. Di sinilah peran orangtua sebagai pendidik pertama dan terutama dituntut. Para orangtua harus dengan sabar menghadapi anaknya yang berbeda karakter. Orangtua, tanpa pilihan, harus menyediakan kuota internet bagi anak-anaknya agar dapat mengerjakan tugas melalui HP atau laptop. Orangtua harus membangunkan anaknya sehingga dapat mengerjakan tugas sesuai jadwal. 

Orangtua harus setia mendampingi anaknya yang masih SD di tengah kesibukannya mengurus rumah tangga. Belum lagi, orangtua diharapkan tegas lagi bijaksaana dalam mengadapi anaknya yang keras atau "susah diataur", sebagaimana sering dikeluhkan ke guru BP. Orangtua pun kewalahan manakala anak kesulitan mengerjakan tugas. Ia tidak bisa menyelesaikan kesulitan anak tersebut karena bukan kompetensinya.

Bukan tidak mustahil, keluarlah kata-kata "rese', rewel" dari anak terhadap orangtuanya. Bahkan, keluarlah keluhan anak bahwa lebih baik sekolah daripada belajar dari rumah karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan setiap hari.

Peran Guru

Berangkat dari pengalaman pembelajaran daring dari rumah di atas, peran guru tetap diperlukan. Peran guru sebagai pengajar dan pendidik tidak tergantikan oleh teknologi, dalam hal ini HP, laptop atau internet.

Peran guru sebagai pengajar telah hilang dalam masa Learning from Home (LFH). Siswa tidak mengalami peran guru dalam menyampaikan, menjelaskan materi pembelajaran. Siswa kehilangan kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti atau dikuasainya. Siswa merasa kehilangan metode atau teknik penyampaian materi oleh guru yang dianggapnya menarik bagi dia dalam menguasai suatu materi. Siswa merasa kehilangan kesempatan untuk berdiskusi bersama temannya dalam konteks ruang belajar yang kondusif.

Peran guru sebagai pendidik pun telah direduksi dalam masa LFH. Guru yang sabar dan setia mendampingi mereka dalam dinamika pergaulan selama di sekolah pun tidak dialaminya. Pola-pola penanaman nilai-nilai hidup oleh guru-guru yang variatif tidak dialaminya. Ada guru yang tegas. Ada guru kebapaan. Ada guru yang keibuan. Ada guru yang dipandang "killer". Yang dialami anak di rumah tentu saja berbeda. Setiap hari anak harus berhadapan dengan orangtua yang memiliki pola pendidikan yang statis dan dua arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun