Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kegamangan BW Kemenangan Mutlak Koruptor dan Mafia

2 Februari 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422866719310841029

[caption id="attachment_394520" align="aligncenter" width="624" caption="Calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan (kiri) dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (kanan). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)"][/caption]

Begini Dilema KPK Kembangkan Kasus Lain Terkait Nazarudin, BW, Detik.news, 29 Januari 2015

Pernyataan Bambang cukup menghenyakkan dengan kondisi saat ini. Apakah berlebihan kalau saya mengatakan Bambang saja ketakutan dengan apa yang sedang dia alami saat ini?

Bisa dipahami ketakutan seorang pimpinan KPK kalau menghadapi persoalan yang begitu pelik untuk mengusut korupsii yang karut marut, sedang pada pihak lain banyak yang justru tidak menghendaki keadaan membaik.’

Kejadian yang dialami Bambang bukan hal yang baru. Sejak lama KPK disudutkan untuk lemah dan mati dini lebih baik dengan berbagai cara, melalui UU yang selalu saja di MK-kan, pengurangan kewenangan, teror fisik ataupun psikis dengan banyak cara. Paling menghebohkan tentu saja setiap berkaitan dengan polisi. Peristiwa cicak dan buaya, pengepungan dan penyekapan anggota KPK saat berkaitan dengan kasus simulator SIM, yang lagi-lagi berkaitan dengan polisi, dan yang teranyar mengenai status tersangka yang aroma balas membalas, menyita energi bahkan hingga pemerintahan terganggu, hal yang sangat disayangkan karena tidak perlu ada. Belum lagi dengan kasus Antasari yang hingga kini belum ada kejelasan sama sekali. Kejanggalan demi kejanggalan yang terungkap, banyaknya bukti-bukti yang simpang siur dan saling melemahkan bukan menguatkan, merupakan bukti lemahnya kasus  Antazari.

Mengapa Bambang menyatakan kegundahan KPK tersebut? Tekanan batin yang berat sedang mendera Bambang, sangat manusiawi berkaitan dengan seorang manusia dan memiliki anak yang masih kecil lagi. Bukan tidak mungkin dia berpikir mengenai kehidupan mendatangnya. Bukan gambaran Bambang mengeluh demikian. Garang namun tenang dan tegas namun masih menyisakan senyum dan lugas dalam mengeluarkan pernyataan. Kegamangan mulai menghinggapi hatinya juga rupannya.

Apa akibatnya? Tentu saja pihak-pihak yang gerah dengan sepak terjangnya yang relatif bersih, lihat saja apa yang dikasuskan padanya berkaitan dengan hal yang sudah usang, lampau, dan tidak cukup kuat, karena ada saksi yang mau menyatakan kebalikan dari apa yang telah dinyatakan polisi. Sangat berbeda kasusnya dengan sang ketua.

Sekiranya itu adalah kegalauan KPK, berarti juga sangat berbahaya, karena komisioner KPK telah “ketakutan” dengan model-model perlawanan dari para pihak yang khawatir keadaan dan kondisinya terganggu. Permintaan imunitas bagi pejabat KPK bisa dimengerti dalam kasus tertentu bukan berarti bahwa mereka tidak bisa salah dan jatuh pada kesewenangan bagi KPK dan pihak lain. Memang harus diakui mana ada pejabat di Indonesia yang sangat bersih, seolah-olah semua pihak menghendaki negara ini dikelola oleh orang paling bersih tapi selalu dikotori bersama, sama sekali tidak ada dukungan untuk menjadi lebih baik dan bersih tentunya.

Koruptor dengan dana negara yang tak terbatas berbahagia dan sukacita sudah sukses dengan keadaan ini. Mereka terbahak karena sukses membuat kacau dan ketakutan sehingga bisa melenggang melanjutkan aktivitasnya dengan bebas dan leluasa. Siapa saja yang berkaitan dengan Nazar sekarang ini tentu sedikit bersyukur paling tidak setahun ini aman dan tidak akan bisa naik kasusnya dengan kondisi pimpinan KPK yang seperti ini. Kesempatan menghilangkan alat bukti, mempengaruhi saksi, dan berkasuk-kusuk dengan berbagai cara untuk menutup kasus hanya sampai kepada Nazar. Padahal semua departemen kementrian Nazar masuk, diknas, PDT, menpora, dan banyak lagi, ini bukan anggota dewan namun presiden di atas semua menteri dalam hal suap menyuap dan korupsi.

Pembenar bagi kasus lain berkaca dengan model penyelesaian kasus pada satu pihak saja, tanpa melanjutkan pada pemeriksaan dan pemidanaan pihak-pihak yang disebut oleh hakim dalam keputusan kasus pidana. Keputusan hakim padahal sudah jelas memiliki kebenaran di depan pengadilan, bukan sebatas rumor atau karena ketidaksukaan. Dengan demikian akan menambah kacau peradilan Indonesia.

Salam Damai

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun