Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

77 Tahun Polri dan Sisi Kelam Sepanjang Tahun

1 Juli 2023   12:40 Diperbarui: 1 Juli 2023   12:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah hitam yang menyeret polisi secara kelembagaan, karena melibatkan polisi-polisi lain. Susah   tidak percaya dengan apa yang terjadi, bahwa itu bukan sebuah kejahatan yang terencana dan bahkan sistemik. Asumsi dan tudingan publik kadang juga ngaco, namun tidak juga sepenuhnya ngawur. Bukti-bukti lain menguatkan tudingan tersebut.

Cerita mengenai rekening atau polisi gendut sudah menguar begitu lama, toh tidak pernah ada penyelesaian.  Lihat saja bagaimana pamer, flexing, gaya hidup yang tidak sesuai profil. Pegawai dengan mengenakan baju 13 juta itu jelas sudah tidak sesuai dengan pendapatan.

Lihat saja bagaimana "pertikaian" sesama polisi yang ada di KPK. Apakah ini sebuah prestasi, kebersihan dan kejujuran jajaran kepolisian? Susah melihat itu sebagai sebuah kebenaran. Memperlihatkan  friksi dan faksi yang ada di tubuh penegak hukum itu. Miris.

Ada anekdot polisi baik itu hanya Jenderal Hoegeng almarhum dan polisi tidur. Sarkas yang mau menggambarkan betapa buruk citra polisi di mata masyarakat.  Mosok manusia  dipersamakan, diperbandingkan dengan  bagian jalan yang bertujuan memperlambat laju kendaraan.

Rekrutmen buruk. Suka atau tidak, KKN itu masih demikian kental. Lihat saja berapa persen anak jenderal yang masuk ke AKPOL. Sekian banyak itu berapa yang benar-benar kapabel dan mampu memperlihatkan sebagai pelayan masyarakat. Tentu bukan apriori, namun sebuah refleksi dan evaluasi  untuk menjadi anggota polisi itu perlu integritas tinggi.

Gaya hidup. Lihat saja parkiran kantor-kantor polisi itu seperti apa. Benar bahwa gaji dengan  tunjangannya sudah cukup besar. Apakah benar demikian?  Ada yang  begitu, namun tidak sedikit yang tidak.  Gaya hidupnya sering melebihi pendapatannya, dan itu dari mana?  Lagi-lagi bukan menuduh, namun perlu sikap ugahari itu juga penting.

Memang masyarakat juga masih menghormati orang  kaya, tongkrongan keren dan mewah, dibandingkan kesederhanaan.  Orang juga tidak peduli kekayaan itu dari mana.

Hidup beragama, semata ritual dan hapal. Lihat saja ketika hari raya apapun agamanya, toh mereka semua berlomba-lomba dalam beribadah dan juga melakukan derma, namun apakah itu juga membuat mereka takut untuk berlaku korup? Tidak bukan.

Kisah Napoleon yang marah memberikan makan kotoran pada M. Kace, memberikan gambaran, bahwa atas nama agama namun melanggar hukum dan menyiksa orang bisa terjadi. Lagi-lagi dia ini jenderal lho.     

Tentu saja ini bukan sebuah litani keburukan, namun sebuah gambaran bagaimana kepolisian itu dibangun dengan susah payah, namun ada yang menggerogotinya, dan itu adalah para pilar utama. Bebersih itu tidak mudah, bukan berarti tidak bisa.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun