Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perjuangan Kominfo di Tengah PHK Massal Start Up

10 Juni 2022   09:28 Diperbarui: 10 Juni 2022   09:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PHK Massal Star Up dan Perjuangan Kominfo

Pandemi memang sempat membuat banyak bermunculan star up dan juga perdagangan online menggeliat. Pembatasan interaksi sosial membuat pola perniagaan bergeser. Peluang besar bagi para pemain dunia digital, pedagang, reseller, penjual, gudang, ataupun ekspedisi. Tidak ketinggalan jelas pembangun aplikasi.

Persaingan sangat ketat. Trik dan intrik jelas sangat masif, mau yang bener ataupun yang ngacau tidak aneh lagi. Wajar juga terselip penipuan di sana-sini.  Siapa kalah dalam inovasi dan tidak siap dengan perubahan yang demikian cepat, bisa dipastikan akan mati.

Ekspedisi sudah banyak yang bertumbangan. Pun penyedia lapak, belum lagi para pedagang kecil yang tidak paham bagaimana mengelola toko dengan kemampuan IT yang handal. Toh masih juga bermunculan aneka bentuk layanan dunia digital. Satu tumbang, satu juga tumbuh berkembang.

Toh, pemerintah tentu tidak bisa hanya mengandalkan adanya lahir pengganti. Sangat tidak elok dan pantas. Harusnya adalah bertumbuh dengan kelahiran-kelahiran baru. Nah, di sinilah peran pemerintah, Kominfo selaku penanggung jawab keberadaan dunia digital perlu bersikap dan mengambil langkah strategis. Jangan sampai ada yang tumbang dengan konsekuensi PHK dan juga citra atas starup Indonesia.

Salah satu upaya penyokong keluar dari krisis akibat pandemi adalah dunia digital dengan starup dan perdagangan online yang sangat besar potensinya. Jangan sampai malah sedang bangkit tumbang lagi. Strategi Kominfo adalah sebagai berikut;

Mendorong ekosistem digital, termasuk di dalamnya, salah satunya adalah starup. Pemberdayaan starup di Indonesia dengan berbagai flagship program. Apa yang telah dilakukan untuk ini adalah,

Program diwujudkan dalam Sekolah Beta berupa peningkatan pengetahuan, dan kemampuan, serta keahlian mendasar bagi para pemula dalam dunia starup. Target 80.000 orang setuap tahun dari 2021 hingga 2024 mendatang. Harapannya akan ada 32.000 pemain baru.

Adanya 1000 starup digital guna mencari serta mengurasi ide kreatif dan mendorong adanya minimum viable product, dengan target 20.000 peserta per tahun hingga 2024 mendatang.

Sekolah starup studio ID, sebagai sebuah sekolah bagi pendasaran star up digital untuk mengembangkan product marketfit dan mendorong  eskalasi bisnis melalui peningkatan jumlag akuisisi pelanggan, dengan target 60  orang C-level/founder per tahunnya hingga 2024 tentu saja.

Program Hub ID, hadir sebagai sebuah fasilitator business matchmakin antara para starup dan calon investor dan pihak korporasi swasta, BUMN, Angelinvestir, dan Ventura Capital.

Harapannya dengan program-program demikian, makin kuat pertumbuhan starup dan juga ekosistem digital. Sebagai sebuah cara keluar dari situasi krisis pandemi yang berlarut-larut. Hal yang sangat potensial ini perlu digarap dengan sangat serius. Peluang terbuka lebar, perlu kerja keras dan dukungan optimum dari pemerintah, agar semua bisa bertumbuh dan menggerakan ekonomi yang sempat lesu.

Gelombang PHK ini bukan hanya di dalam negeri, seperti LinkAja, edtech Zenius, atau JD.ID, namun global pun mengalami hal yang identik.  Ada 15.000 karyawan mendapatkan keputusan PHK di luar negeri  karena starup yang mereka geluti sedang mengalami kelesuan.

Imbas PHK itu kalau di Indonesia menjadi santapan empuk para petualang politik untuk menuding pemerintah tidak becus dalam mengelola keberadaan star up. Pemerintah jelas telah hadir dengan berbagai program yang ada. Hanya saja        kadang, gaung atas program itu senyap, sehingga tidak terdengar.

Padahal oposan selalu menunggu di pojokan untuk menjadikan apapun sebagai sarana untuk mendeskreditkan pemerintah. Hal yang sangat merugikan dalam ranah stabilitas politik tentu saja.

Terima kasih  

Sumber

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun