Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kominfo dan 3 Cara Membangun Ekosistem Digital Aman dan Inklusif

4 Juni 2022   20:18 Diperbarui: 4 Juni 2022   20:21 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kominfo dan 3 Cara Membangun Ekosistem Digital Aman dan Inklusif

Pangsa pasar dan juga pelaku ekosistem digital di Indonesia itu sangat besar. Namun juga perlu dipahami bahwa terlalu banyak risiko yang terjadi dalam berinternet ria di negeri ini. hoax, ujaran kebencian, konten negatif, penipuan, dan aneka bentu dampak buruk dari dunia digital itu sangat meresahkan.

Pengalaman hilangnya putera Ridwan Kamil dan juga meninggalnya Buya Syafei beberapa lalu memperlihatkan bagaimana mutu pelaku bermedia sosial di negeri ini. kasar, niretika, dan kebencian yang mengemuka di sana. Sikap empati itu sama sekali tidak ada, jauh dari adab orang beragama, sebagaimana didengung-dengungkan para pemuka agama di negeri ini. Dikit-dikit    menyitir ayat atau ata-kata suci, namun menghadapi musibah saja abai empati.

Permainan politik elit pun demikian. Lihat saja, ketika ada bencana alam seperti banjir, gunung meletus, kecelakaan yang sangat besar, misalnya pesawat jatuh atau kapal tenggelam, apa yang akan dinyatakan oleh elit politik? Menyasar dan memojokkan pemerintah. Seolah mereka, oposan ini jawara sehingga lebih jagoan dalam memerintah. Lha memang siapa yang mampu mengatasi musibah dan bencana alam coba?

Terorisme dan peledakan bom saja masih sempat-sempatnya dijadikan bahan pencitraan kelompoknya dan menuding pemerintah sebagai antiagama, gagal, dan lemah dalam menghadapi ancaman. Aneh dan naif sebenarnya, ketika narasi yang ada itu waton sulaya, asal berbeda, dan menggunakan media sosial atau via internet.

Penyakit yang makin meruyak dengan adanya media sosial. Ini persoalan yang sangat mendesak, urgen, dan harus menjadi prioritas. Media sosial yang bersih dari konten buruk, negatif, dan jelek. Tentu saja tidak semata hoax, namun juga hal buruk seperti ujaran kebencian, caci maki, dan hal-hal yang tidak berdaya guna lainnya.  

Johnny Plate dan Kominfo layak mencermati hal ini dan mengupayakan habitat dan ekosistem digital sehat patut menjadi perhatian utama. Maka dengan itu Kominfo menyatakan, ada tiga hal pokok untuk menjadi prioritas garapan serius.

Pertama, memutus akses konten negatif yang melanggar hukum. Hingga saat ini telah mencapai 2.9 juta konten negatif yang sudah diputus aksesnya. Keberadaan konten negatif ini atas pelaporan masyarakat, instansi masyarakat, dan juga temuan tim Kominfo sendiri.

Johnny Plate mengatakan hal ini di Singapura, bahwa dari 2.9 juta konten itu, 1.7 juta diantaranya adalah situs negatif, dan 1.2 juta lainnya adalah konten negatif yang beredar di media sosial. Hal ini tentu saja kerjasama dengan berbagai pihak, pemerintah, swasta, dan juga operator.

Kedua. Memerangi hoax. "Kementerian Kominfo bekerja sama dengan media dan pers, industri digital, hingga masyarakat umum untuk mengklarifikasi hoaks dan disinformasi. Pemerintah juga mengorkestrasi komunikasi publik yang positif dan efektif sebagai kontra-narasi atas hoaks yang beredar di internet," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun