Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Judicial Review Menggunakan Yusril, Gerombolan Moeldoko Pasti Menang?

24 September 2021   15:50 Diperbarui: 24 September 2021   18:42 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yasona Laoli mengatakan, ini adalah upaya baru bagi perpolitikan negara ini. Adanya upaya judicial preview itu baik bagi tumbuh kembang demokrasi ke depan.  Tidak lagi main opini dan pembentukan opini yang tidak semestinya.

Demokrasi itu kalau ada perbedaan ya pengadilan yang memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Ada MA, ada PTUN, ada pula MK. Sehingga bukan peradilan  jalanan dengan dema-demo yang ternyata bayaran dan uang yang menguasai pasukan,

Peradilan dengan tata cara hukum yang benar, bukan pembentukan opini publik. Lagi-lagi uang yang bicara dan membuat gaduh seluruh negeri.

Pengadilan Negeri sempat menolak tuntutan kubu AHY-SBY mengenai penggunaan atribut Demokrat oleh kubu Moeldoko. Selain itu juga mengenai penyelenggaraan KLB. Sangat menarik karena kepentingan politik, hukum, dan juga administratif terus bergulir.

Wajar, elit Demokrat yang ketakutan menggunakan nama gerombolan bagi kubu Moeldoko. Kemenangan atas tuntutan AHY-SBY jelas sangat penting. Drama masih akan berlarut-larut karena mereka memang naga-naganya takut kalah.

Sangat tidak elok menggunakan kata gerombolan untuk perbedaan sikap dan pandangan politik.  Jika memang benar, mengapa harus ketakutan dengan peradilan? Penggunaan istilah ini sudah memutuskan dan menyingkirkan opsi perbedaan dan peradilan. Mengingkari nama Demokrat sendiri.

Beberapa kelucuan memang tampak dengan gamblang. Jabatan-jabatan AHY-SBY-dan Ibas seolah-olah adalah partai keluarga. Ini ada yang suka, tetapi juga sah bagi yang tidak suka. Ini yang perlu disadari dan dijadikan pedoman bagi elit kubu AHY, termasuk SBY di dalamnya.

Ketidakpuasan yang sudah tidak bisa terjembatani di dalam partai, ya wajar dan sah-sah saja diselesaikan melalui jalur hukum dan juga jalur peradilan. Ada pihak ketiga yang memang sah dan dijamin UU. Apa salahnya taat aturan dan hukum.

Toh saling lapor dan tuntut juga sudah berjalan sepanjang tahun. Kan mekanisme yang wajar dan normal. Perbedaan sudut pandang dalam politik itu sangat bagus, penting, dan itu dinamis, ciri partai yang hidup.

Iklan yang sangat murah meriah ini sebenarnya, tetapi melihat cara kubu AHY-SBY menghadapi dengan emosional, justru menguntungkan kubu Moeldoko. Hal yang biasa dan sederhana karena disikapi dengan gegabah, baper, dan tantrum malah jadi ke mana-mana.

Kekuatan makin bertambah dengan pengacara sekelas Yusril dan kubu AHY-SBY kehilangan Munarman.  Tentu tidak akan sepadan jika berbicara keilmuan dan pengalaman, soal kekuatan dan kekerasan ala jalanan jelas menang. Sayang sudah ada dalam bui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun