Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kala Mahasiswa Kehilangan Nalar, dari BEM UI-UGM, dan Plagiasi Kner

29 Juni 2021   20:37 Diperbarui: 29 Juni 2021   21:31 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, pembelaan dari sesama mereka malah jatuh pada penghinaan pribadi Jokowi bukan sebagai presiden karena menyoal IP Jokowi sebagai mahasiswa dulunya. Ada beberapa hal yangsangat menarik.

Satu, IP bukan segalanya, bear banyak netizen mengatakan pinter lupa akhlak. Mungkin IP sempurna empat, namun sopan dan santun nol besar.

Dua, asisten dosen ternyata lebih keren, berkelas, dan berprestasi dari walikota dua kali, gubernur, dan presiden dua periode. Baru ada di negeri ini, presiden dipersamakan dengan ketua BEM, yang belum ada bukti konkret dalam hidupnya.

Tiga, pembelaan bak babi buta yang abai etika, dan kelas mahasiswa tanpa dasar berpikir logis. Asal bicara dan bombastis.

Kelima, model potong kompas, yang penting viral, berani meskipun ngaco, ini masuk pada kisah dugaan plagiasi di K. Sangat mungkin banyak pula oknum lagi copas, salin sana sini kemudian diberi nama diri untuk  bisa tayang.

Apa yang terjadi, baik mahasiswa UGM, UI, atau yang di K itu adalah dinamika mahasiswa. Hal yang biasa dianggap sangat wajar, biasa, dan sangat mungkin terjadi di dalam kegiatan akademik. Namun ada beberapa hal yang layak dicermati.

Pertama, jika plagiasi, menyontek, copas itu dianggap biasa, kecil, sepele, dan biasa saja, bisa berabe. Katanya maubersih dari korupsi, kog model menjiplak ini kan sama dengan korupsi. Jangan dianggap sepele sebagai seorang mahasiswa, termasuk Kner lainnya, meskipun bukan mahasiswa.

Kedua, kebiasaan, pembiaran, dan penyelesaian yang selalu saja jalan di tempat. BEM UI bukan kali ii saja. Berkali ulang, namun penyelesaian yang mengambang membuat mereka makin berani, meskipun ngaco.

Hal ini yang dimanfaatkan oleh para elit dan petinggi partai, ormas, dan elit lainnya yang berhitung sangat berat kalkulasinya. Nah memanfaatkan celah akademik dengan menyorongkan mereka ini untuk asal cuap.

Ketiga miris sejatinya, jika mahasiswa sebagai insan akademik, namun abai dasar dan pemikiran yang selaras dengan kaidah akademik. Demokrasi itu bertanggung jawab, bukan asal menjawab dan bicara. Ini yang perlu dicamkan.

Masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda, mahasiswa, dan kaum muda saat ini. Nah, ketika pola tindak dan pola pikirnya sudah seperti manula begitu, bagaimana masa depan bangsa ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun