Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka kepada AHY-Demokrat, Apa Urgensinya Politisasi Bipang?

9 Mei 2021   12:32 Diperbarui: 9 Mei 2021   12:37 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat Terbuka pada AHY-Demokrat, Apa Pentingnya Politisasi Bipang?

Kepada Ketua Umum Partai Demokrat

Selamat menjalankan Ibadah Ramadan untuk seluruh jajaran Demokrat, semoga berkah.

Mas AHY, awal tahun kemarin riuh rendah mengenai kudeta, upaya pngambilalihan kekuasaan Demokrat dari tanggan sampeyan oleh Moeldoko, yang mengaitkan dengan istana, dalam kontesk ini jelas Jokowi. Sebagaimana kelanjutannya juga sangat jelas.

Toh kemudian ada klarifikasi Jokowi tidak tahu menahu, toh publik juga paham, alur dan akhirnya kek apa. Apakah Pak Jokowi merespons? Sama sekali tidak, sejak aal tudingan, sampai klarifikasi. Mengapa? Itu semua tidak penting.

Nah, kini lagi-lagi Demokrat, terutama para elitnya, pengurus terasnya kali ini, mengopinikan pidato soal bipang dengan berlebihan. Identik dengan kudeta beberapa waktu lalu. Memang, presiden tidak akan   bersusah payah untuk menjawab atau menyikapi.

Masalahnya adalah sikap penghormatan pada pemimpin. Soal baik dan buruk, mengapa sih harus diperparah. Apalagi tidak ada yang keliru sama sekali dengan pernyataannya itu. Ingat presiden itu bukan pemimpin satu golongan saja.

Apa salah, jika mempromosikan makanan nonhalal, toh tidak meminta Lebaran dirayakan dengan bipang kog. Kecuali, mari rayakan lebaran dengan bipang atau sate jamu ala Solo, itu kurang ajar.  Memangnya, mengubah orang yang menilai itu haram kemudian tiba-tiba menjadi halal? Kan tidak.

Paling tidak, ada dua sikap elit Demokrat yang ngaco, berlebihan minimal. Baca dan dengarlah konteks, bukan bagian-bagian, apalagi malah sengaja melepaskan konteks.

Putin saja tahu babi haram. Lha memangnya Pak Jokowi mengatakan babi panggang halal, bisa untuk lebaran? Ini sudah lebay. Konteksnya adalah  komoditi andalan lokal. Kan kekayaan kuliner kita sangat kaya, pun tidak semua juga tidak mengonsumsi babi, salahnya di mana? Emang, kalau sudah ditawarkan oleh Pak Jokowi kemudian tiba-tiba rakyat pasti membeli?

Terlalu percaya pada pembuat teks. Malah jadi lucu, jangan-jangan pas  SBY jadi presiden, teks pidatonya dibuatin? Jika ia, memangnya salahnya di mana dengan bipang, asumsinya saja sudah babi panggang, bukan yang lain. kog seolah-olah presiden dan stafnya memasukan unsur yang membahayakan iman, keamanan negara.

Aneh dan lucu saja. Teroris yang membahayakan negara, penggunakan agama untuk membenarkan perilaku membunuh malah dibela. Padahal, dari sisi manapun lebih parah. Ke mana Demokrat selama ini? Atau malah memang sudah mulai kekanak-kanakan, eh kekanan-kananan dengan model politik identitas?

Mas AHY, memang politik menyerang dan menyasar orang besar itu bisa mendapatkan jauh lebih besar kalau sukses. Tetapi selama ini selalu keliru dan salah. Mungkin tenar, tetapi cemar. Jauh lebih tidak produktif.

Ingat, pemilih Jokowi itu lbih gede, suka atau tidak, apalagi jika dibandingkan dengan pemilih ultrakanan. Lihat saja pergerakan mereka selama gelaran pilpres. Toh tidak cukup membantu Prabowo dalam dua periode pemilihan.

Perlu diingat, bukan para pemilih kelompok agamis yang membuat suara Prabowo signifikan, tetapi soal pokok bukan Jokowi. Cukup aneh, ketika Demokrat malah mau meraup suara yang sudah aman, dan malah membiarkan potensi sura pendukung Jokowi yang besok pilpres sangat terbuka ke mana saja.

Belum lagi, ceruk kecil ultrakanan diperebutkan dengan PKS, PAN, plus Partai Ummat, dan jangan lupa ada Gelora. Ini jelas tidak tepat, jika Demokrat membidik kelas ini.

Jangan kemudian menyalahkan Jokowi kalau kemudian Demokrat malah masuk jerat. Itu kesalahan dalam memilih cara membranding diri dari pada masalah dari luar yang selama ini dijadikan alasan.

Jokowi memang tidak sempurna. Toh lebih banyak yang bisa disasar dari pada soal bipang. Penanganan korupsi yang jalan di tempat. Masalah klasik yang tentu Demokrat akan disikat kalau bicara korupsi sih.

Terorisme, juga sangat terbuka untuk dijadikan bahan kritikan. Lagi-lagi mereka juga belepotan. Repot sih.

Mas AHY, jauh lebih baik fokus ke dalam. Kurangi  ngribeti pemerintahan. Lihat laku Ferdinand Hutahaean lebih mendapatkan simpati publik. Apa yang ia lakukan memang wajar dan normal. Apa artinya? Publik sudah memiliki penilaian yang lebih terbuka dan lebih pas.

Sudah ada contoh, sudah ada mantan kader yang melangkah dengan mendapatkan point dari publik. Lha apa salahnya ikut sih?

Tidak salah menjadi oposan, bagus sih, tetapi yang berkelas dong. Malu sama babi, eh malu sama nama gede kalau urusannya cuma sekelas babi.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun