Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepemimpinan, Belajar dari Renang Buat Hamil, Jaga Tangga, Kecemasan atau Menenangkan

25 April 2020   15:41 Diperbarui: 25 April 2020   15:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah pandemi corona ini, banyak pihak mencari panggung, selain memang banyak yang benar-benar bekerja keras demi terhentinya perkembangan virus ini. Hidup tetap berjalan dengan penyesuaian-penyesuaian terntunya. UU memang menjamin baik lock down, ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar. Keputusan pemerintah dengan pembatasan fisik dan sosial ternyata belum banyak memberikan harapan.

Perkembangan memang tidak menjadi sangat besar, namun harapan mengecil dengan signifikan belum tampak. Angka-angka masih relatif stabil pada kisaran yang sama. Memang kesembuhan sudah semakin tinggi dan membahagiakan. Itu semua belum cukup meyakinkan untuk kembali normal. Masih perlu sabar dan disiplin.

Daerah yang dulu memaksa lock down, ternyata yang mengadakan pun berujung kacau. Pilihan baru dengan PSBB, toh ternyata banyak kendala baik sengaja atau memang tidak mau kerja. Soal keuangan, pembagian bantuan sosial yang ngaco, hingga asal-asalan mengadakan ide dan gagasan. Yang berujung pada uang, pokoknya harus dilaksanakan, asal uang dari pusat. Pelaksanaan lapangan nol gede.

Usul hanya usul, anggaran enggan keluar, semua minta. Pas pembagian diberikan kepada kelompoknya, tim suksesnya, anggota dan keluarga dewan, dan itu hampir merata di mana-mana. Ada lelucon, yang benar-benar membutuhkan dengan setia menunggu pendaftaran, yang pura-pura perlu teriak via medsos. Ini fakta dan benar-benar demikian.

Konsep jaga tangga, membuat seluruh aktifitas masih bisa sama dengan sehari-hari. Hanya lebih berjaga-jaga, hati-hati, dan waspada. Kompromistis dengan keadaan. Hal yang sangat baik dengan kondisi sosial ekonomi yang ada.

Desa atau kampung menjadi basis untuk menghadapi covid. Pembatasan yang jelas karena kenal secara personal jauh lebih membantu. Upaya baik, dilakukan Hendrar Prihadi dengan kerja sama apik Ganjar.

Sok-sok PSBB atau malah ngotot lock down, tanpa kemampuan keuangan yang memadai, tingkat kedisplinan yang cukup. Sama juga boong. Merepotkan iya, tanpa banyak perubahan yang terjadi.

Beberapa hari ini, kembali menggeliat kisah renang bisa membuat hamil yang dinyatakan oleh salah satu komisioner KPAI beberapa waktu lalu. Rekomendasi oleh tim KPAI adalah pemecatan. Ada beberapa hal yang cukup layak dijadikan pembelajaran;

Pertama, pernyataan ini, renang bisa membuat hamil memang sangat memalukan. Media luar negeri ikut menyuarakan ledekan mereka. Level komisioner tingkat pusat, pendidikan purna, namun memberikan sebuah pernyataan tanpa berpikir panjang. Boleh-boleh saja sebagi pernyataan pribadi, namun sebagai seorang komisioner ya perlu banyak pertimbangan.

Kedua, ternyata dalam pernyataannya, pemeriksaan kepada yang bersangkutan berlangsung tidak mudah. Si pelaku merasa baik-baik saja, paling tidak, rasa sesal dan merasakan malu tidak ada. Malah cenderung mengelak. Pernyataannya seolah biasa saja.

Ketiga, menanggapi rekomendasi itu pun masih mengatakan jika itu masih sebatas usulan. Lha mana ada usulan pemecatan dengan alasan mendasar tidak ada diluluskan? Aneh dan lucu. Sama sekali tidak ada upaya memperbaiki diri rupanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun