Susah melihat Anies bisa melaju untuk periode kedua dengan keanehan yang telah ia capai selama ini. hal positif mana yang membuat yakin ia mampu bertahan dan memenangkan pilkada mendatang. Jargon gubernur rasa presiden itu kan di media sosial, belum tentu mereka memiliki hak pilih.
Pemilih buta Anies ada pada kelompok yang memiliki afiliasi pada FPI, PPA 212, dan sejenisnya, dan itu akan makin tidak tenar dengan apa yang sudah anggota kabinet nyatakan. Dan kondisi yang jauh berbeda dengan 2017 tentu sangat berat bagi Anies untuk bertahan.
Anies Baswedan bukan orang parpol, sangat mungkin bahwa ia akan disingkirkan, ingat di Jakarta kemarin Prabowo pun tidak menang. Apalagi ini ditambah ia sudah ada dalam gerbong yang memiliki kecenderungan berbeda dengan Anies. Â Untuk menapaki menjadi cagub saja sudah ngos-ngosan, apalagi menang, apalagi naik menjadi capres.
Jauh lebih penting Gerindra menyiapkan kader yang lebih mampu menangani Jakarta dengan gambaran gamblang masalanya itu. mengritisi kepala batu buat apa. Lihat saja sebentar lagi penghujan, seperti apa Jakarta tanpa persiapan, menyalahkan pihak lain palingan, tidak malu Pak Menhan?
Tanah Abang kembali kacau, anggaran tidak jelas, tim gemuk makan anggaran tanpa hasil, wagub kosong, mau apa yang dikritisi lagi Gerindra, itu menepuk air terpecik muka sendiri. Kini bukannya saat untuk gagah-gagahan, perlu sikap dan tindakan tegas, agar jangan makin memalukan. Apalagi sudah menuding adanya kesenjangan segala, padahal dia juga gubernur.
Mau menjadi presiden itu sah-sah saja di negara demokrasi, namun juga bukan hanya narasi apalagi nasi bungkus, berikanlah bukti dan prestasi gede, bukan hanya habiskan anggaran jumbo hasil nol. Â Itu sih banyak, tukang jamu juga bisa omong banyak, hasil kecil, orang seneng, dagangan gak ada yang beli.
Terima kasih dan salam