Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Massa Mengambang dan Fitnah Ancaman Serius Negeri ini

26 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:09 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Momentum tepat karena dengan demikian, orang melihat apa yang disampaikan media sudah tentu baik, dan yang dikatakan buruk pasti buruk. Pemahaman niai agama yang masih maaf kanak-kanak, semua dilihat dalam kaca mata biner semata.

Padahal dalam politik semua serba mungkin, pagi hitam, sore menjadi hijau dan malah putih itu sangat biasa, apalagi politik abai etika ala bangsa ini. Mendasarlah ketika kejahatan saja masih dibela, dijadikan bahan untuk mendapatkan kemenangan.

Pemahaman agama masih kisaran hafalan dan belum pengamalan, akhirnya banyak pribadi jatuh pada kondisi di mana orang tidak bisa membedakan mana baik, mana buruk, mana benar-benar baik, atau hanya sekadar kamuflase baik dan benar. Ini miris karena bangsa yang mengaku religius, bangga akan penunya rumah-rumah ibadah, dan sejenisnya, namun masih naif membaca kepribadian calon pemimpinnya.

Menangkal fitnah dan tabiat politik setengah kebenaran

Menjadi penting, ketika masifnya para pelaku politik hitam yang menjual identitas, mengedepankan isu dengan menyembunyikan bagian utuh kebenarannya, serta masifnya penggunaan tempat ibadah untuk menebarkan fitnahan yang ujung-ujungnya adalah maaf dan ketika elit ditangkap penegak hukum kriminalisasi.

Penegakan hukum memang pilihan berat yang harus dilakukan pemerintah, di tengah dua arus besar waton sulaya, di mana masa lalu demikian bebasnya orang berlaku apapun, termasuk melanggar hukum. Kadung nyaman orang menjadi enggan berubah dan bebenah untuk taat hukum.

Sisi lain, adanya politikus minim prestasi yang memanfaatkan celah untuk mendeligitimasi pemerintah dan penegak hukum dengan cap kriminalisasi. Padahal penjahat dan pembuat pelanggaran hukum, bukan dibuat-buat. Ini serangan kepada pemerintah yang cukup serius, jangan dipandang sebelah mata.

Sosialisasi dengan baik, apa yang benar dan baik itu secara tidak kalah masifnya. Ini bisa melalui apa saja, tidak perlu takut kata-kata nyinyir dari kubu sebelah yang memang bisanya itu. Sahih bahwa kementrian ini dan itu telah susai dengan target, melampaui, atau catatan itu mengapa. Apa salahnya?

Hal ini masih jarang dilakukan dan seolah kementrian dan lembaga itu takut pada gertakan oposisi. Miris sebenarnya, sehingga mereka merajalela dengan fitnahan yang tidak berdasar sama sekali itu. Hal penting yang terabaikan karena takut nyinyiran sebelah.

Pendidikan memang tidak bisa serta merta karena orientasi pendidikan yang kacau balau, apalagi dalam salah satu eposide terlalu politis dan agamis masuk di sana. Ini masih perlu banyak waktu dan perjuangan dan itu cukup panjang dan tak kenal lelah.

Hiburan sehat dan berdasarkan nilai-nilai berbangsa seolah cukup dengan istilah dan pakaian agamis selama ini juga ikut terlibat di dalam kacaunya hidup bersama. Bagaimana bisa fitnah, kejahatan merajalela, namun tidak ada tindakan hukum yang semestinya. Jangan ini dianggap sepele, hiburan tidak sehat juga berpengaruh pada kejiwaan anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun