Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revisi Visi-Misi, Kebohongan, Bukti Tidak Siap Memimpin ala Koalisi Ini

12 Januari 2019   12:00 Diperbarui: 12 Januari 2019   12:15 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah apa yang menjadi pertimbangan, tiba-tiba visi dan misi pasangan peserta pilpres ini diubah. Kata kubu rival 90% isi ganti dan cenderung menjiplak. Dari kubu koalisi biasa mengatakan harusnya penyelenggara memberikan kesempatan improvisasi, rekan koalisi lain mengatakan, lha kubu sebelah juga mengubah photo, ada pula yang mengatakan itu pengembangan atas aspirasi selama sekitar empat bulan kampanye.

Keren ya, apa yang dinyatakan, namun apa iya demikian? Perlu dilihat lebih jauh lagi dengan beberapa hal indikasi yang selama ini sudah dilakukan. Sekilas memang wajar, apalagi jika dibumbui karena aspirasi segala. Cukup menarik.

Apa iya aspirasi itu mengubah total isi visi dan misi? Jika benar demikian, kinerja apa selama ini, sehingga apa yang mereka tawarkan sebelum revisi jauh dari kepentingan rakyat. Kembali sikap ugal-ugalan, grusa-grusu lebih kuat jika demikian yang terjadi.

Menambah dari apa yang rakyat perlukan sebagai aspirasi sebagaimana klaimnya, akan menjadi tambahan, bukan mengubah apa yang sudah ada tentunya. Menjadi sebuah sub bab tambahan kontekstual, jika serius di dalam menyusun visi dan misi tidak akan sampai mengubah isi dan substansi program kerja.

Lebih lucu lagi, jika itu adalah "jawaban" atas pilihan rival yang mengubah photo. Apa sebanding antara photo dan program kerja? Photo itu hanya sebentuk simbol atas pribadi seseorang, yang tidak mendasar, jikapun tidak ada photo atau hanya nama di sana. Berbeda dengan program kerja, itu adalah isi, apa yang terkandung dalam pemikiran, gagasan, dan kepemimpinan seperti apa untuk lima tahun ke depan.

Program kerja jelas tidak sebanding dengan photo, berbeda jika mengatakan kami mau menambahkan gelar yang baru diperoleh, itu bisa, levelnya sama, kadar kepentingannya setara. Program kerja kog dibandingkan dengan photo. Memperlihatkan asal-asalan, asal menjawab demi ngeles. 

Pembelaan yang sama, setipe asal-asalan, dan tidak menjawab sebenarnya harus dibukan ruang improvisasi. Lha ini negara apa lenong, sitkom, atau dagelan mataram yang leluasa memberikan improvisasi sebagai kekuatan di dalam menghibur penonton. Ini negara. Improvisi itu di dalam proses, bukan programnya. Susah kalau pemimpin seenak udelnya membuat perubahan mengatasnamakan improvisasi.

Improvisasi itu ajang kreatifitas di dalam menemukan solusi, jalan keluar, atau kinerja, bukan pada tujuan sebagaimana program kerja. Improvisasi itu pada pelaksanaan bukan pada rencana kerja. Bagaimana pertanggungjawabannya jika rencana dan rancangan sudah berbicara improvisasi?

Beberapa hal yang dinyatakan sebagai respons atas produk ugal-ugalan sebenarnya hanya memperlihatkan komunikasi yang buruk di antara mereka. Komunikasi yang dijalin hanya formalitas, tidak mendalam, dan demi mengakomodasi kepentingan masing-masing.

Mempertontonkan kualitas kerja sama mereka hanya bekerja bersama-sama, namun bukan bekerja sama dalam sebuah tim. Wajar jika mereka selama ini bisa saling serang di antara anggota sendiri. Miris sebenarnya berjalan empat bulan masih seperti ini.

Kepentingan masing-masing, hanya saja terwadahi oleh kesamaan kepentingan karena tidak bisa mendukung 01 artinya 02, namun di sana ternyata hanya koalisi, soal pilihan masing-masing masih tetap  saja. Kepentingan partai politik masing-masing masih lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun