Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tuntutan Pidana Mati Aman Abdulrahman dan Terorisme

21 Mei 2018   07:40 Diperbarui: 21 Mei 2018   09:00 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Artinya ada lapas tidak menjadi tempat yang membuat mereka jera, membuat mereka terbatas gerakannya, dan masih leluasa untuk menyebarkan pemikirannya. Mengerikan jika demikian, ada yang salah jelas dengan lembaga pemasyarakatan ini.

Apakah tidak boleh curiga juga, jika jangan-jangan mereka yang menyatakan diri "tobat" ada yang memainkan anggaran deradikalisasi untuk pembeayaan teror selanjutnya? Jika iya, mengerikan sekali dana negara dipakai merusak negara, karena mentalitas aparat yang terlibat kacau balau.

Saat ini menjadi momentum untuk bebenah, memperbaiki diri, mengevaluasi  apa yang terjadi. Tindakan tegas  para pemberi angin surga dukungan pada  teroris menjadi penting. UU sudah ada, soal HAM yang selalu miring itu, negara harus tetap lurus dengan jalurnya. Tidak ada HAM bagi pelanggar HAM.  Anehnya pelanggar HAM mendapatkan perlindungan HAM.

Benar bahwa kemanusiaan dikedepankan, hukum bukan balas dendam, namun jika selalu bertele-tele soal itu itu saja, kondisi ini tidak akan pernah membaik. Pola pikir yang berbeda, satu berjalan di rel, satu berjalan di jalan raya kog mau disamakan. Ke mana HAM anak-anak yang kehilangan orang tua, mana pembelaan kalian?

Terorisme musuh bersama, bukan panggung politik, politikus busuk yang tidak bisa membedakan mana panggung, mana timbunan kotoran busuk ya jadinya membuat teroris tidak pernah kehabisan bahan bakar. 

Politikus memang mencari panggung, namun cerdas dikit napa, jauh lebih berkualitas teroris karena mereka rela dalam banyak hal di dalam mencapai  tujuannya. Mereka bekerja, berjuang, daripada politikus busuk yang cuma mendompleng tanpa tahu malu. (ingat bukan dukungan pada aksi teror, hanya melihat bahwa teroris lebih beretika daripada politikus busuk)


Negara seperti apapun, bahkan USA masih juga selalu kecolongan dengan tindak terorisme, jadi bukan saatnya saling menyalahkan, menghujat ini dan itu, semua pihak menjadi agen-agen perubahan. Sikap waspada dan mengawasi sebatas kemampuan, bukan malah menjadi agen terorisme tanpa sadar dengan mendukung perilaku mereka.

Toh ada beberapa negara sukses dengan kedamaiannya bisa menjadi pemacu semangat menengok ke sana. Tidak malah puas toh Amrik saja juga tidak lepas dari aksi teror. Apalagi mencari-cari dalih dan pembenar.

Media sosial bisa sangat mudah menjerumuskan kita membantu aksi terorisme dengan membagikan berita yang tidak jelas. Di sinilah peran untuk menyegah dengan kemampuan masing-masing. Jika tidak mampu menyuarakan kebenaran, jangan ikut menebar kesalahan lebih luas lagi.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun