Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik ala Anies Baswedan: Becak Pun Dibawa Pulang ke Jakarta

17 Januari 2018   06:41 Diperbarui: 17 Januari 2018   09:44 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Becak pun Dibawa Balik ke Jakarta, Politik ala Anies Baswedan

Becak pun dibawa balik ke Jakarta, politik ala Anies Baswedan, entah, susah pokoknya mencerna ide luar biasa gubernur yang satu ini. Pekerjaan di  Jakarta itu sangat banyak dan besar. Kemacetan yang belum juga terselesaikan, banjir yang sempat datang meskipun dirohanikan dengan Nabi Nuh segala, toh faktanya banjir, kesemrawutan dalam segala lini, namun idenya malah hal-hal lama yang diputarbalikan, membuat lembaga seolah negara, mentabut aturan lama yang tidak sesuai dengan ide dan gagasannya, meskipun tidak ada  nilai urgensinya.

Mengubah dan membuat berbeda Monas. Dulu ditetapkan sebagai kawasan khusus dibalik menjadi kawasan umum. Sudah dilakukan, tinggal menunggu hasilnya, apaah makin baik atau buruk. Rekomendasi dan inspirasi luar negeri punya. Entah apa kaitannya dengan pribumi dalam pidato pelantikannya berkaitan dengan ini atau lupa.

Dalam pelantikannya, entah apa maksud dan motivasinya, yang jelas mengatakan bahwa saat ini pribumi menjadi pemimpin.  Merasa diri sebagai pribumi dan menonpribumikan pihak lain silakan saja, hak sepunuhnya. Lha sekarang apa-apa luar negeri, penataan Sunter luar negeri rujukannya, Tanah Abang demikian juga, dan Mons pun tidak berbeda. Mana sih pribuminya? Toh banyak kawasan yang tidak menyontek luar negeri juga bisa bagus.

Nabi Nuh dilibatkan dalam kejadian banjir. Padahal kan sangat biasa banjir Jakarta itu. Apanya yang aneh coba. Genangan itu kata Alex Noordin, akan surut sendiri juga kog. Nabi Nuh tidak perlu dilibatkan. Nampaknya hidup dan gagasan Anies memang  masa lalu.

"Perselisihan" yang diciptakan karena ide dan gagasan utopisnya iganti dengan istilah yang tidak ada gunanya itu, seperti lapis ari susun, menggusur dengan menggeser. Persoalan yang diciptakan sendiri karena hasrat menang tanpa memikirkan risikonya.

Tidak ada angin tidak ada badai, tiba-tiba mau balikan beak ke Jakarta. Aduh, gagasan dan tindakan era Pak Harto kini menjadi bahan jualan. Bener kalau mau dibawa untuk transportasi "pengumpan" di dalam perumahan. Emang bisa semudah itu? Beberapa faktor yang akan menjadi blunder adalah:

Satu, kini banyak jasa penarik becak di daerah kalah bersaing dengan ojek ataupun taksi online. Mereka jelas tidak akan mampu kalau beralih ke transportasi aplikasi itu, siap-siap Jakarta banjir urbanisasi dan becakisasi ini.

Dua, apa iya, penghuni perumahan itu mau menggunakan becak? Hal aneh dan lucu. Jika tidak laku juga, jangan kaget kalau kembali marak kejahatan ringan, pengemis, dan perilaku kriminal karena frustasi.

Tiga, nampaknya Pak Anies belum pernah tahu kondisi perumahan. Jadi jalanan yang relatif sempit, dimakan parkir kendaraan penghuni, dan aneka hambatan lain, kalau ada dua saja becak yang sarat penumpang, bisa terjadi sendatan dan potensi macet bahkan di level perumahan. Apalagi jika jalan itu jalan alternatif yang cukup gede.

Empat, masalah transporatasi online saja belum ada solusi yang memuaskan semua pihak. Eh malah akan ditambah dengan masalah baru. Toh selama ini sudah tidak menjadi perbincangan, eh tiba-tiba malah ada ide yang senyatanya sudah mati itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun