Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hati-hati Timnas..

4 Desember 2017   08:58 Diperbarui: 4 Desember 2017   09:26 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hati-Hati TimNas....

Hati-hati Timas, menarik, atraktif, menghibur, dihuni pemain bertalenta, baik individu ataupun tim, membuat Timnas baik yunior, U-23, ataupun senior sekarang sangat dinantikan. Waqjar usai gonjang-ganjing dan timnas yang mulai disejajari, bahkan dilampaui tetangga yang masih jauh di bawah beberapa tahun lalu, seperti Timor Leste, Laos, Myanmar. Jangan tanya laju, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Melihat talenta muda yang begitu menjanjikan,  akhirnya banyak yang melek dengan suka cita, soal melek dalam arti apa itu yang membedakan. Tidak lepas para petualang yang mencari uang dengan keberadaan mereka. Salah satunya raja media.

Hak siar...

Dulu, U-19 era Evan Dimas dkk begitu menjanjikan, pelatih Indra Safrie sukses memberikan harapan. Harapan tinggal harapan, karena pemain (dalam tekanan pengurus tentunya) dipaksa bermain dalam banyak agenda (alasan tentu persiapan), namun waktu yang tidak biasa. Raja media menyodori kontrak dengan waktu sesuai kepentingan mereka. Sinetron jagoan mereka jangan sampai tidak tayang, bisa didemo emak-emak mereka takut, apalagi diboikot. Akhirnya mereka tanding tidak pada jam yang lazimnya.

Kelelahan, kecapekan, dan ujungnya malah tidak jelas ketika pertandingan resmi.  Kali ini jangan sampai hal yang sama terjadi. salah satu pemain yang moncer dan selalu menjadi andalan mengatakan yang sama, Febri Hariyadi menyatakan memang susah karena tidak biasa bermain jam 21.30. waktu tidur main lagi. Coba demi sinetron lagi. Atau nanti dibuatkan laga, acara, event yang sangat tidak penting. Jangan-jangan diadakan demi ulang tahun kucingnya, kan bisa berabe demi rating medianya, bukan demi sepak bolanya.

Petualang numpang tenar-populer...

Penyakit lama persepakbolaan di sini. Numpang tenar atas kerja keras tim  pelatih dan pemain. Ingat era Alfred Riedle, jaket, kaus tim nasional bisa sejajar dengan tim elit Eropa. Namun para petualang yang ikut dompleng moncernya timnas sangat banyak, akhirnya hilang harapan pada puncak gelaran AFC. Di penyisihan bisa menang di partai final keok, dramatis, rumor dijual pun merebak. Kembali era Indra Safrie pun hancur luluh karena penumpang gelap ndompleng tenar dan tentu uang yang berbicara. Pemain dan pelatih mana punya kuasa untuk mengatakan tidak. Apalagi jika birokrasi pun bicara.  Hari-hari ini jauh berbeda, patut disyukuri. Profesionalisme perlu dijaga agar semua berjalan pada koridor masing-masing.

Perbudakan modern...

Ekstrem memang jika mengatakan hal demikian. Namun pemain  menjadi seperti mesin bagi beberapa pihak. Mesin pencetak uang, sedang mereka yang main bisa-bisa habis dan layu sebelum berkembang. Waktu main yang mepet dengan waktu pemulihan yang tidak cukup, tidak dibarengi dengan teknologi untuk menangani, makan asal senang dan kenyang, bukan yang menunjang kinerja olah raga, pemain menjadi rentan cidera, emosional yang tidak terkontrol, dan rusak semua potensi yang ada. Keuntungan beberapa pihak dengan merugikan pemain secara khusus dan bangsa umumnya. Harapan tinggal harapan. Bukan hanya sekali saja, berkali-kali. Non teknis masalahnya.

Kerusakan yang tidak diinginkan...

Kali ini, timnas sudah merasakan panen cidera, paling tidak tiga atau empat pemain cidera ringan. Soal lapangan yang tergenang, hujan deras, lumpur, sangat wajar jika banyak mengalami masalah. Dengan kejadian ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi tim pelatih untuk sigap, cerdik, dan bijak mengatur keberadaan timnas. Mungkin Luis Mila bisa bingung menghadapi model petualang di sini yang jauh berbeda dengan apa yang ia alami tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun