Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kali Ini Setuju Pak Amien Rais, Dajjal Telah Datang, Apa itu Ahok, Belum Tentu

21 September 2016   15:58 Diperbarui: 21 September 2016   16:10 2744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep budaya Jawa ternyata ada juga dalam olah pikir Pujangga Besar Rangga Warsita dalam Zaman Edan-nya. Bagaimana gambaran Rangga Warsita, orang itu gila, kalau tidak gila itu akan rugi, namun jangan lupa pada akhirnya ada ungkapan lebih berbahagia yang tidak lupa.

Ciri-ciri baik dajjal ataupun zaman edan,itu memang sedang terjadi. Lihat bagaimana kekinian kia melihat hal-hal berikut:

Satu, perseteruan lebih menarik daripada persatuan. Ada saja ulah orang untuk memprovokasi pihak lain untuk membuat kerusuhan, perselisihan, dan damai itu menjadi barang mahal dan makin antik suatu saat nanti, yang ada hanya di museum dan buku sekolah anak SD saja.

Dua, kebenaran bisa dibalik-balik sekehendak wudel-nya sendiri, ini kan ciri orang gila dan dajjal. Jika manusia beriman dan memiliki Pancasila tidak akan demikian. Hampir semua    lapian masyarakat juga tahu dan paham hal ini, siapa saja yang suka dan berbahagia dengan cara-cara ini.

Tiga, yang seharusnya malu malah bangga, dan kebanggaan menjadi malu karena iri hati, dengki, dan benci tanpa alasan. Lihat saja banyak kebanggaan yang dihancurkan karena perbedaan pilihan politik, agama, atau beda warna kulit saja.

Empat, apa yang harusnya ditonton malah dicela, dan yang harusnya dicela malah ditonton dengan semangat. Lihat saja orang gila itu, apa yang dilakukan? Yang bukan umumnya orang waras, bagi orang waras itu jelek bagi dia baik dan sebaliknya. Dan itu banyak bukan?


Lima, orang benar dianggap salah, orang salah dinyatakan benar. Hal ini melimpah di sekitar kita. Lihat saja berseliweran kesalahan itu menjadi ajang puja puji, sedang prestasi malah dihujat karena bukan dukungannya. Contoh konkret KPK dan maling yang ditangkap itu.

Orang merasa sudah cukup puas dengan mengikuti arus yang dinilai sebagai wajar karena banyak teman, arus utama dan umum yang banyak yang mendukung, jangan lupa nasihat ada pada penutup dari Rangga Warsita, berbahagialah yang ingat dan waspada.

Ingat, sadar, tidak pikun,   bangun istilah Antony de Mello, dan melakukan tindakannya bukan karena ikut besarnya dukungan, kepercayaan umum, dan banyaknya orang yang mengelu-elukan. Bahasa Gereja Katolik, aspek kenabian, di mana berani menyerukan kebenaran meskipun di padang gurun sekalipun dan sendirian. Ingat mana yang benar dan salah, bukan karena sentimen, beda kepentingan, atau karena merasa kalah banyak.

Waspada, lebih banyak orang yang curiga daripada waspada, artinya, ada sikap menuduh atau minimal berjaga-jaga orang lain itu akan membuat hal yang merugikan. Waspada itu sikap hati-hati dan tidak mencurigai, namun perhatian bahwa bisa saja ada hal yang merugikan. Ada unsur bijaksana dan mendengarkan.

Melihat hal-hal tersebut, apa yang Pak Amien dan Eyang Rangga Warsita telah terjadi dan mendekati kenyataan, soal siapa sosoknya, jelas saja ada di semua orang yang sudah dirasuki dajjal,di mana lebih memilih perselisihan dan permasalahan, daripada persaudaraan dan perdamaian.  Kalimat hujatan dan kebencian daripada pujian dan dukungan. Celaan daripada kritik yang membangun, dan sikap curiga dan memperbesar perbedaan dari pada sikap saling menghargai dan membudayakan persamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun