Mohon tunggu...
patriot energi
patriot energi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sama Rata, Beda Rasa!

19 Februari 2016   11:31 Diperbarui: 19 Februari 2016   13:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disini kita bukan bicara data...
Disini kita bukan bicara opini...
Tapi disini kita berbicara hati, hati nurani...

Pada hari itu, tibalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian banyak dari kita. Hari dimana kita membuka jalan hidup kita. Hari dimana kita merasa memiliki modal untuk menjalani hidup. Hari itu adalah hari dimana kita menjadi sarjana, kita senang bukan karena kita tahu bahwa kita memiliki modal untuk bekerja, tapi karena kita tidak tahu bahwa ada beban besar yang sedang menanti di depan kita.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014, jumlah lulusan sarjana di Indonesia mencapai 5,35% dari total angkatan kerja (15 tahun atau lebih).WOW. Data ini menunjukkan bahwa menjadi sarjana itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Dengan mendapatkan ijazah sarjana, kita seperti membuka jalan tol untuk meneruskan jalan hidup kita, meniti karir hidup yang didamba-dambakan. Bagaimana dengan mereka yang tidak mengenyam perguruan tinggi? tidak mengenyam Bangku SMA? SMP? SD? atau bahkan tidak bersekolah? Ketika kamu tahu hal itu apa yang kamu bisa lakukan? lebih tepatnya apa yang kamu mau lakukan?

Sepertinya, banyak dari kita mau tidak peduli, daripada mau untuk memedulikannya. Mungkin sebagiian besar dari kita memiliki ide (atau sebagian kecil pikiran) untuk memikirkan mereka-mereka yang tidak senasib dengan kita. Tapi itulah, entah ego kita, entah naluri tanpa disertai nurani kita untuk tidak mengindahkan, untuk membiarkan mereka-mereka menghadapi kehidupan dengan kemampuan mereka seadanya. Hal itulah yang mungkin menyebabkan jarak antar "si miskin" dan "si kaya" semakin lebar. Apakah milikmu itu adalah kepunyaanmu? dan Apakah ketidakmilikkan mereka bukan urusanmu?

kita lupakan dulu sejenak masalah itu

Ada suatu kisah di suatu negeri, dimana penduduk negeri itu terdiri dari bermacam-macam ras dan budaya. Makanan pokok mereka berbeda-beda. Ada nasi, singkong, sagu dan lain-lain. Lalu ada arahan pemerintah untuk menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Lantas? seluruh lahan produksi dijadikan padi untuk memenuhi kebutuhan makan seluruh penduduk negeri tersebut. Maka apa yang terjadi? seolah-olah lahan dinegeri itu dipakai untuk memproduksi makanan orang-orang yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Beginilah yang terjadi kebutuhan dan kepemilikan "si miskin" yang dianggap minoritas direnggut untuk memenuhi kebutuhan si kaya. Walhasil si miskin akan kehilangan kepemilikan dalam pengertian yang dimaksud adalah lahan, dan kehilangan kebutuhan dalam pengertian ini berupa makanan pokok aslinya sedangkan si kaya kebutuhan dan kepemilikannya semakin terpenuhi.

Mungkin cerita diatas dapat dijadikan analogi dengan keadaan yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Dan itu cuman salah satu cerita banyak cerita-cerita lain seperti pemenuhan bahan bakar, kebutuhan pangan, papan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Lantas Apa hubungan cerita pendahuluan? Adalah hak mereka untuk mendapat apa yang kita rasakan dan adalah kewajiban kita untuk memberikan apa yang mereka ingin rasakan. Karena sejatinya apa yang didapatkan oleh masyarakat itu harus merata. Benarkah? loh udah dong? semua makan nasi? tidak begitu. Apa yang didapatkan masyarakat itu haruslah sama rata, tapi bukan sama rasa. Mereka harus mendapat makananan SESUAI apa yang mereka makan. Mereka harus menanam apa yang COCOK untuk lahan mereka. Kita butuh mobil, mungkin mereka butuh ternak. Terakhir kitabutuh Perguruan tinggi, dan mereka? mereka BUTUH KITA, kitalah sosok pemimpin, sosok khalifah, sosok yang bersusah-susah untuk menuntun, untuk mendampingi, untuk berkerja sama, membuat Indonesia yang lebih baik, untuk membuat Indonesia yang SAMA RATA BEDA RASA!
BHINNEKA TUNGGAL IKA!

HIDUP INDONESIA!

kunjungi www.patriotenergi.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun