Mohon tunggu...
Patricia AstridNadia
Patricia AstridNadia Mohon Tunggu... Lainnya - Public speaker, teacher, trainer, psychology, education, content and copy writer

Seorang public speaker di bidang ilmu psikologi, komunikasi dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa SMP dan SMA Don Bosco II Mencintai Bumi Bersama Prof. Dr. Emil Salim

9 Februari 2019   14:23 Diperbarui: 10 Februari 2019   19:36 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi kan mereka nggak langsung tulisannya diterima. Waktu diminta revisi, ya mereka perbaiki, coba lagi. Belajar gimana biar nggak putus asa. Ya, perlu proses," jelasnya. Bahkan Asri telah merintis kegiatan literasi ini sejak tahun 2013 lewat Gerakan Don Bosco Green Pen, jauh sebelum pemerintah mewajibkan program gerakan literasi sekolah di tahun 2015.

Upaya SMP dan SMA Don Bosco 2 dalam menggiatkan literasi juga disambut positif oleh siswa-siswi. Joana Aritonang, siswi kelas 9 merasa beruntung terpilih untuk menulis dalam buku Satu Bumi. Karya yang ditulisnya ini bercerita tentang beberapa kota yang sangat berpolusi hingga kota tersebut harus dikosongkan dan menjadi kota mati.

Perempuan yang hobi bermain basket ini merasakan  wawasannya bertambah, karena dalam proses menulis ia belajar untuk mencari berbagai referensi. Saat menemukan kendala lain dalam menulis, perempuan yang hobi membaca komik ini tak malu untuk bertanya pada guru bahasa Indonesia. 

"Awalnya aku ga gitu suka baca, tapi lewat tugas merangkum novel di kelas BI lama-lama jadi senang dan mau nulis juga," ujarnya. Jo pun berpesan untuk gen Z lainnya agar mulai membaca dari sesuatu yang disenangi dan jika suatu saat timbul keinginan untuk menulis, maka tak perlu takut atau malu untuk memulainya. Karya lainnya dari SMP yang terangkum dalam buku Satu Bumi ialah Paru-paru yang Terbenam di bawah laut karya Devina.

Sementara di SMA, ada Jerica April yang menulis dalam buku Mozaik Asian Games 2018. Dalam karya tersebut, perempuan yang mengidolakan Shakesphare ini menulis tentang Tari Saman dan Ratoh Jaroe. Ia mengaku antusias saat diminta untuk meliput dan menulis mengenai tarian yang menjadi acara pembukaan Asian Games 2018. 

"Aku nulis berdua sama Felisia Austin. Kalo susah lagi nggak ada ide, bingung aku diksusi sama temen," ujarnya bercerita dengan semangat.

Meskipun mendapat kendala dalam menulis, April pantang menyerah dan ia berpesan bahwa generasi Z perlu memperkaya wawasan mereka dengan banyak membaca dan perlahan berlatih untuk menulis.

Pengalaman seru lainnya juga datang dari Caroline Charles yang bangga dengan hasil karyanya yang berjudul Kenangan Manis Sambut Obor Asian Games 2018. Walaupun ia sempat tidak percaya diri dan ragu. Namun ia berpesan untuk teman-teman generasi Z agar berani untuk mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun