"Nod Nod... NOD...Nod Nod..."
"Minggir Kalian Semua.. Minggir!"
 "Urusan saya lebih penting."
(Saya coba mengartikan bunyi yang bising itu)
Tiga dari bunyi yang paling menjengkelkan di dunia ini, mungkin satu ini juaranya. Kenapa? Keras, tegas, menganggap dunia ini harus memberi prioritas jalan pada mereka. Memang, bunyi klakson ini ada yang bisa diterima. Dalam keadaan darurat misalnya mobil pemadam kebakaran, ambulans, atau mobil yang sedang menangani bencana. Tujuannya jelas, untuk menyelamatkan hidup, harta benda, atau bahkan nyawa. Tentu kita bisa mengerti dan memberi ruang. Kemudian ada yang datang dengan alasan yang tidak jelas, seolah-olah urusan mereka lebih penting dari kebutuhan dasar rakyatnya.
Biasanya mereka menggunakan mobil-mobil mewah, bergerombol, berderet lebih dari satu kendaraan bermotor. Simbol pemborosan pajak dan ketidakpedulian terhadap apa yang kita rasakan sehari-hari. Kita sebagai rakyat, yang tiap hari terjebak dalam kemacetan, berdesak-desakan di angkutan umum, dan merasakan betapa buruknya infrastruktur transportasi. Sehingga memunculkan pertanyaan:
"Apakah bunyi klakson itu ternyata merusak pendengaran mereka?"
Jika tidak, bagaimana mungkin mereka tidak mendengar jeritan ibu hamil yang kesakitan, terjepit di antara ribuan manusia yang berdesakan dalam kereta di pagi hari? Bagaimana mereka tidak mendengar hela nafas panjang, menahan lelah dan rasa sabar setelah seharian bekerja, hanya untuk kembali bertemu dengan keluarganya di sore hari, menunggu bus yang tak kunjung tiba.
"Dengan klakson yang menggelegar, benar-benar membuat tidak mampu mendengar? Atau justru mereka memilih untuk tidak mendengarnya?"