Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangis Tanda Lemah?Anda Salah!

22 April 2022   22:31 Diperbarui: 28 April 2022   08:59 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menangis Tanda Lemah? Anda Salah! (Sumber : depok.pikiran-rakyat.com)

Biasanya bayi akan menangis untuk memenuhi kebutuhan biologis, fisiologis dan psikisnya. Ketika lapar, ingin buang air besar, buang air kecil, haus, sakit, mengantuk, merasakan bonding pada orang terkasih dan rasa tidak nyaman. Begitulah cara yang dilakukan bayi untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Tangisan bayi menunjukkan komunikasi terhadap lingkungan eksternal.

Meski sudah dapat berbicara, anak-anak akan menangis untuk kondisi-kondisi tertentu. Persepsi orang tua, anak-anak yang sering menangis adalah pribadi yang cengeng. Begitupun ketika telah beranjak dewasa, ternyata sering menangis dianggap sebagai stigma yang buruk bahkan dibilang lemah dan lembek.

Apalagi jika menangis dikaitkan dengan jenis kelamin. Pria dituntut untuk lebih tegar, tabah dan kuat. Maka pria yang menangis mencerminkan tanda lemah. Dibanding pria, perempuan lebih sering menangis. Terlebih berkaitan dengan perasaan perempuan yang sangat sensitif dan peka terhadap peristiwa. Ada apa dengan menangis? Mengapa perkara Menangis saja bisa menimbulkan sejuta persepsi?

Perkara Menangis dan Persepsi Manusia

Menangis adalah cara alami manusia untuk mengurangi perasaan sedih dan frustasi. Sayangnya, semakin banyak orang yang memilih untuk menahan tangis dan berpura-pura seolah semua baik-baik saja --- agar tidak dibilang lemah berkat stereotip masyarakat yang memandang menangis sebagai hal yang negatif.

Mengapa perempuan lebih mudah menangis dibandingkan pria? Jawabannya sederhana, karena perempuan lebih banyak memiliki hormon prolaktin. Keberadaan hormon ini berpengaruh erat terhadap stress, fungsi kekebalan tubuh, dan fungsi tubuh lainnya.

Beberapa pakar dan ilmuwan mengungkap bahwa manfaat menangis dapat dirasakan dari penyebabnya. Berdasarkan riset, menangis karena disebabkan oleh gangguan kenyamanan, suasana hati (emosional) lebih bermanfaat dibandingkan nonemosional. Dalam dunia kesehatan, menangis merupakan cerminan emosional seperti sedih, marah, kecewa, gembira, cinta kasih dan lain-lain. Beberapa jenis tangisan manusia diantaranya adalah tangisan kelembutan dan kasih sayang, karena ketakutan dan penghormatan (tangis nabi Adam selama 300 tahun tidak berani mendongak ke langit dan air matanya jatuh di jurang serandip yang menumbuhkan kayu manis dan cengkeh), tangisan cinta dan kerinduan, tangis kebahagiaan, kekhawatiran dan penderitaan, kesediihan, Lelah, tangisan orang munafik, tangis untuk mendapat belas kasihan.  

Judith Kay Nelson, PhD, seorang psikoterapis dalam bukunya "Seeing Through Tears: Crying and Attachment" menangis kerap dilakukan di dekat orang yang kita anggap dekat. Ia juga menekankan bahwa menangis merupakan emosi yang normal dan sehat, seseorang yang memiliki masalah insecurity dengan dirinya sendiri kerap kali tak mampu menangis dengan wajar. Bagi beberapa orang yang susah menunjukkan emosi dan tertutup, lebih sering suka menyembunyikan perasaannya dan tak lagi mampu menangis karena menganggapnya sebagai tanda kelemahan. Jadi, seseorang tidak akan menangis pada orang yang tidak memiliki kedekatan apapun dengannya.

Salah satu penyebab perbedaan frekuensi menangis antara laki-laki dan perempuan adalah tingginya hormon prolactin dalam tubuh wanita dibanding laki-laki. Biasanya anak laki-laki dan perempuan sebelum pubertas akan memiliki frekuensi menangis yang sama. Setelah pubertas, perempuan lebih banyak meneteskan air mata dibanding laki-laki. Dalam satu bulan, perempuan 94% menangis emosional sedangkan pria 55%.

Jika Menangis Dianggap Lemah, Bagaimana Jika Menangis Bahagia Apa Pertanda Jiwa Lemah?

Menangis Membersihkan Bola Mata dan Melindungi Mata dari Kuman

Dalam mata terdiri dari kelenjar lakrimal yang berfungsi untuk membersihkan bola mata. Secara teratur, kelenjar ini akan mengeluarkan air mata yang mengandung lisosim untuk membunuh kuman. Lisosim merupakan zat desinfektan yang paling keras dibanding zat desinfektan yang diigunakan untuk tubuh.

Dewasa ini dikenal istilah sistem lakrimasi yang merujuk pada emosi yang kuat dan tidak terbendung sehingga menyebabkan menangis. Ternyata sistem lakrimasi bukan hanya dilakukan oleh manusia saja. Dr. G.Steller, ahli zoologi pada Harvard University berpandangan bahwa berang-berang laut dapat mengeluarkan air mata emosional.

Memperbaiki Suasana Hati, Pengendalian Emosi dan Netralisir Ketegangan Tubuh 

Menangis adalah pelepasan emosi yang paling tepat saat tak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata. Menangis akan menurunkan tekanan darah dan denyut nadi. Beberapa orang menggunakan menangis sebagai sarana pengendalian emosi dibandingkan harus mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakiti hati orang lain.

Menangis emosional dapat memicu sistem mekanisme neuroendokrin dan imunitas tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Nakajima dari Nippon Medical School di Jepang menemukan bahwa penderita penyakit sendi arthritis reumathoid (RA) yang menangis dan meneteskan air mata umumnya lebih membaik secara klinis dalam rentang setahun dibandingkan dengan penderita yang tidak meneteskan air mata.

Menghilangkan Stress 

Mustahil rasanya jika manusia tidak pernah mengalami stress. Bagi orang yang mudah menangis, stress dikelola dengan mengeluarkannya melalui air mata untuk keluar dari zona kekacauan emosi. Dengan menangis akan mengeluarkan rasa sakit melalui tetesan air mata.

Memiliiki Kecerdasan Emosional yang Lebih Baik 

Kecerdasan emosi atau EQ (Emotional Quotient) adalah keterampilan seseorang untuk menilai, menerima, mengelola dan mengatur emosinya sendiri serta orang lain yang disekitarnya. Karakter yang melekat pada orang yang mudah menangis adalah penyayang, perasa dan berempati tinggi. Oleh karena itu, orang yang mudah menangis akan lebih memahami kondisi orang lain.

Lebih Kuat Secara Fisik dan Mental 

Manusia memiliki luka batin terpendam yang disimpan dalam Gudang jiwa. Kecenderungan manusia akan menyembunyikannya dan menceritakan pada orang-orang tertentu. Tapi jika tidak cukup orang yang bisa dipercaya mendengar luka batinnya, mereka cenderung memilih menangis. Mengeluarkan kesakitan luka batin. Tak jarang tanpa sebab musabab tiba-tiba menangis tanpa sebab. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengurangi dorongan beban sesaknya didalam batin. Orang yang mudah menangis memiliki mental yang lebih kuat karena emosi yang terpendam tidak dibiarkan meledak-ledak membakar diri. Maka menangis menunjukkan kondisi badan yang sehat dan keadaan emosional yang stabil. Para psikolog menemukan fakta bahwa para psikopat, sosiopat dan orang dengan gangguan mental memiliki kecenderungan susah menangis.

Ungkapan Paling Jujur 

Sebagaimana yang diketahui bersama, Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dunia ini memiliki fungsinya masing-masing. Air mata merupakan proses alamiah manusia terhadap penerimaan keadaan yang sedang terjadi. Bahkan ada juga orang-orang yang meluapkan kemarahannya dengan menangis ketimbang memaki-maki orang lain.

Mencegah Sikap Agresivitas dan Memberi Ketenangan 

Lemahnya pengendalian emosi terkadang menyebabkan kemarahan tak dapat dikontrol dengan baik. Kecenderungan yang muncul saat seperti ini adalah sikap agresif tanpa disadari. Hal-hal agresif yang sering muncul berupa kekerasan verbal dan nonverbal yang berdampak besar terhadap hubungan sosial terhadap lingkungan sekitar.

Orang Mudah Menangis Justru Mentalnya Sekuat Baja 

Kalimat paradoksal ini memang menjadi sorotan dan berbanding terbalik dengan stigma masyarakat. Stigma menangis itu lemah, sekarang harus dibenturkan dengan menangis itu bermental baja. Mengapa demikian? Dengan menangis, Anda justru dapat merasa lebih siap dan tegar menghadapi permasalahan. Mampu mengontrol keadaan dan emosi dalam diri dengan baik.

Menangislah jika perlu menangis. Jangan menyimpan luka batin terlalu lama didalam diri dan mengendap menjadi racun. Apalagi racun bagi tubuh dan racun bagi lingkungan sekitar. 

Bogor Barat, 22 April 2022

Salam, 

Sri Patmi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun