Mencekik masyarakat? Retorika pertanyaan yang sama-sama tak perlu kita jawab. Faktanya dimasa pandemi tanpa ada kenaikan harga, masyarakat sudah merasa tercekik, apalagi ada kenaikan harga?Â
Meski masa recovery sedang dilakukan, tetap saja kenaikan sedikit saja terasa sangat sensitif untuk dompet, utamanya emak-emak dan para bundahara.
Mereka harus bisa membagi dan mensiasati bagaimana dengan jumlah uang sama, kebutuhan naik, konsumsi masih sama?
Ketika satu saja memberitakan dan word of mouth (WOM) berita dari mulut ke mulut tersebar, panic buying. Emak-emak serbu minimarket ajak semua saudara untuk memborong habis minyak goreng.Â
Kenapa Minyak Goreng dari Rp. 20.000 per liter jadi Rp. 14.000 per liter?Â
Selasa, 18 Januari 2022 Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi resmi mengimplementasikan kebijakan "Minyak Goreng Satu Harga" Rp.14.000 per liter.
Pemerintah telah menyiapkan 250 juta liter per bulan. Rencananya kebijakan ini akan menunjang kebutuhan minyak goreng hingga enam bulan kedepan dengan total pasokan keseluruhan 1,5 miliar liter.
Dana subsidi minyak goreng tersebut bersumber dari dana pungutan ekspor sawit kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Anggaran yang dipersiapkan untuk subsidi minyak goreng satu harga ini mencapai 7,6 triliun rupiah.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah akan melibatkan 70 produsen untuk 1,2 miliar liter dan 5 perusahaan telah dilibatkan.
Bagaimana cara mendapatkan minyak goreng 14.000 per liter untuk masyarakat?Â
Masyarakat dapat memperoleh minyak goreng satu harga di ritel modern dan minimarket. Minyak goreng satu harga itu untuk kemasan sederhana dan jerigen 5 liter.
Meski diberikan subsidi, kontrol terhadap penyaluran minyak satu harga ini dilakukan dengan  maksimal pembelian 2 pcs/2 pouch ukuran 2 liter per orang.